Stars Soo Hyun Kim, Ga-in Han, Il Woo Jung, Min Seo Kim. Nonton dan Download DramaQu The Moon Embracing the Sun Drama Korea Online Sub Indonesia. Sinopsis Drakor : The Moon Embracing the Sun Subtitle Indonesia- menceritakan Kisah cinta rahasia antara Lee Hwon, seorang raja fiksi Joseon, dan Wol, seorang dukunwanita.
JAKARTA, - Drama Korea terbaru Kim Soo Hyun, It's Okay to Not Be Okay, memang sedang tayang di TVN setiap Sabtu dan Minggu. Namun, Anda juga bisa menyaksikan drakor Kim Soo Hyun lainnya di Viu. Salah satunya drama Korea sejarah, The Moon Embracing the Sun, yang dirilis pada 2012 juga Cara Unik Kim Soo Hyun dan Seo Ye Ji Latihan Dialog di Its Okay To Not Be Okay The Moon Embracing the Sun menceritakan kisah cinta Raja Lee Hwon Kim Soo Hyun dan seorang peramal bernama Wol Han Ga In. Lee Hwon dan Wol pertama kali bertemu saat mereka masih itu, Wol masih bernama Heo Yeon Woo dan dikenal sebagai putri bangsawan. Sedangkan Lee Hwon masih berstatus sebagai Putra Mahkota. Baca juga Sinopsis My Love From Star, Ketika Kim Soo Hyun Menjadi Manusia Alien Suatu hari, Yeon Woo mendatangi istana kerajaan bersama ibunya untuk menghadiri sebuah acara. Ketika acara berlangsung, perhatian Yeon Woo teralihkan kehadiran kupu-kupu berwarna kuning. Dia pun mengikutinya. Di sisi lain, Putra Mahkota Lee Hwon yang dikenal suka melanggar perintah, berusaha kabur dari istana.
SinopsisGlobal The Moon That Embraces The Sun loading Heo Yeon Woo, yang berumur tiga belas tahun dipilih menjadi Puteri Mahkota Joseon sampai Ibu Suri merencanakan rencana keji melawannya dan dengan diam-diam memerintahkan untuk membunuhnya.
Sinopsis Drama Korea Terbaru The Moon That Embraces The Sun Episode 1- Terakhir, Sinopsis Lengkap The Moon That Embraces The Sun Episode 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16 Part 1 & Part 2 s/d Episode Terakhir, Seluruh Sinopsis The Moon That Embraces The Sun Episode 1- Terakhir Detail Serial Drama Judul 해를 품은 달 / Haereul Poomeun Dal/ The Moon That Embrace The Sun Juga Dikenal Dengan The Moon Embracing the Sun / The Sun and the Moon Genre Romance, fantasy, period Episode 20 StasiunTV MBC Masa Tayang 2012-Jan-04 s/d 2012-Mar- Sinopsis Ringkas Heo Yeon Woo, yang berumur tiga belas tahun dipilih menjadi Puteri Mahkota Joseon sampai Ibu Suri merencanakan rencana keji melawannya dan dengan diam-diam memerintahkan untuk membunuhnya. Dengan bantuan dari sihir shaman yang sangat kuat, Yeon Woo berhasil meloloskan diri tapi kehilangan ingatannya. Semua orang percaya kalau dia sudah meninggal, termasuk Pangeran Mahkota Hwon, yang mana akan menikah dengannya. Delapan tahun kemudian, Yeon woo kembali sebagai seorang shaman bernama Wol. Dia masih tak dilupakan oleh orang-orang yang dulu ia tinggalkan, dan takdirnya masih berkait dengan Hwon, yang sekarang menjadi Raja. Dengan tujuan untuk mendapatkan kembali apa yang hilang darinya, Wol harus berhadapan dengan Ratu Joseon yang sekarang, ayah sang Ratu, dan Ibu Suri dengan maksud untuk mengambil kembali posisi yang seharusnya ia tempati, sebagai Ratu Joseon. apakah yang akan terjadi selanjutnya ? Temukan Jawabannya dengan cara Klik Link Di Bawah Ini Untuk Melihat Sinopsis Lengkap Serial Drama The Moon That Embraces The Sun Episode 1 - Episode Terakhir Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 1 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 2 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 3 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 4 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 5 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 6 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 7 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 8 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 9 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 10 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 11 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 12 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 13 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 14 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 15 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 16 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 17 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 18 Sinopsis The Moon That Embrace The Sun Episode 19 Sinopsis The Moon That Embraces The Sun Episode Terakhir 20 *Bila Ada Link Salah Silahkan Komentar Pemeran Utama Kim Soo Hyun Berperan Sebagai Lee Hwon Yeo Jin Goo Berperan Sebagai Hwon kecil Han Ga In Berperan Sebagai Heo Yeon Woo / Wol Kim Yoo Jung Berperan Sebagai Yeon Woo kecil Jung Il Woo Berperan Sebagai Prince Yang Myung Lee Min Ho Berperan Sebagai Yang Myung kecil Kim Min Seo Berperan Sebagai Yoon Bo Kyung dll ^^ Terima Kasih Telah Berkunjung Sumber By Mbak Fanny di KDRAMATIZED Sinopsis Ringkas By Wikipedia
TheMoon That Embraces the Sun: Episode 9 english Wol finds out just how much danger lies inside the palace walls, and the king struggles to keep his curiosity, and his heart, locked away. It's a crucial episode for Wol's character, who hits rock bottom in more ways than one. Ratings hit another high today at 34.5%, which is kind of insane.
Yang Myung menarik Wol dan bertanya apakah Wol ingat padanya. Wol terpana. Pengawal yang bertugas membawa Wol bertanya siapa Yang Myung. Ia memerintahkan Yang Myung ditangkap. Tapi Yang Myung berteriak berani-beraninya mereka menyentuhnya, dia adalah Pangeran Yang Myung. Pengawal itu buru-buru memberi salam. Yang Myung kembali bertanya pada Wol apakah Wol ingat padanya. Ia adalah orang yang pernah Wol temui di kota. Belum sempat Wol berkata apa-apa, shaman Jang muncul dan menyuruh Yang Myung melepaskan Wol. Ia memerintahkan para pengawal membawa Wol. “Tunggu!” seru Yang Myung. Tapi shaman Jang berdiri menghalanginya. Wol dibawa oleh para pengawal. “Siapa kau?” tanya Yang Myung pada shaman Jang. Hwon menunggu kedatangan Wol. “Mungkinkah…….” pikir Hwon. Ia melihat Wol memasuki kamarnya. Hwon menatapnya dengan tajam. Shaman Jang menyuruh Yang Myung pergi, “Kau tidak boleh melakukannya.” “Apa yang tidak boleh kulakukan?” tantang Yang Myung. Shaman Jang berkata Wol hanya seorang jimat penyerap energi jahat. Bagaimana bisa Yang Myung menaruh perasaan pada seorang jimat selembar kertas. Yang Myung berkata ia juga tidak lebih dari selembar kertas jadi itu tidak masalah. “Ini adalah takdir terlarang,” kata shaman Jang. “Siapa yang memilih takdir seperti itu!!” kata Yang Myung marah. “Sebagai seorang shaman, hamba menyampaikan apa yang diperintahkan oleh para dewa.” “Itu bukan keputusan para dewa. Itu keputusanku.” Yang Myung beranjak pergi. Shaman Jang berseru bukan hanya Yang Myung tapi Wol juga dalam bahaya. Shaman Jang berkata Wol bisa menjadi pemicu perang, tidak bisakah Yang Myung melihatnya mungkin jika Hwon dan Yang Myung sama-sama menyukai Wol maka akhirnya bisa memicu peperangan. “Tolong jangan temui dia lagi. Tolong jangan bersikap bodoh,” pinta shaman Jang. Shaman Jang meminta Yang Myung menjauhi Wol jika Yang Myung memiliki sedikit perasaan pun pada Wol. Yang Myung menatap shaman Jang dengan marah. Woon sepertinya mendengar percakapan mereka dan menarik nafas panjang. Hwon berteriak memerintahkan Wol menjawab pertanyaannya. Hwon bertanya di mana Wol dilahirkan. Wol berkata ia dengar ia dilahirkan jauh dari kota. Hwon bertanya apakah Wol tinggal di Onyang sepanjang hidupnya. Wol menjawab ia mengikuti ibu angkatnya ke berbagai tempat. “Di mana orang tua dan saudara-saudaramu?” “Hamba tidak punya. Mereka yang tumbuh bersama dengan hamba adalah keluarga hamba.” “Jadi kau seorang yatim piatu?” Sambil menahan kesedihannya, Wol berkata seseorang shaman harus melepaskan masa lalunya untuk menjadi sorang shaman. Jadi ia tidak ingat masa lalunya. Hwon berkata kalau begitu Wol bukan yatim piatu awalnya, apakah Wol ingat wajah orang tua dan saudara-saudaranya. “Ketika seorang shaman menerima kemampuan dari langit, ia harus melupakan masa lalunya. Jadi hamba tidak ingat atau memikirkan masa lalu hamba,” Wol mulai menangis. “Kau lupa semua masa lalumu?” tanya Hwon tertarik. Wol membenarkan. “Kalu begitu patahkan mantranya. Dan cobalah mengingat masa lalumu! Di mana kau dulu tinggal dan siapa namamu sebelum kau menjadi seorang shaman!” “Yang Mulia,” ujar Wol frustrasi karena ditanyai terus menerus. “Kapan kau memperoleh bakatmu? Dari siapa dan di mana? Apakah aku ada di dalam masa lalumu?!” “Tolong hentikan!” seru Wol. Hwon tertegun. “Hamba mohon hentikan sekarang. Tolong tarik semua pertanyaan itu. Walau Yang Mulia terus menanyakan pertanyaan itu, hamba tidak bisa memberikan jawaban yang Yang Mulia inginkan. Hamba…bukan orang seperti Yang Mulia inginkan. Hamba tidak tahu seberapa besar kemiripan kami, tapi jika Yang Mulia masih banyak pertanyaan, tolong tanyakan para orang itu.” Hwon terdiam. Shaman Jang mengusir Janshil. Janshil memohon ampun tapi shaman Jang memarahinya. “Jika kau memang tidak mematuhiku mengapa kau kembali setelah melanggar?” “Aku tidak punya tempat untuk dituju, ibu angkat…jadi tolong jangan usir aku keluar” isak Janshil. Shaman Jang berkata ia sudah memperingatkan Janshil untuk tidak menggunakan kekuatanya demi kepentingan pribadi. “Bagaimana bisa….bagaimana bisa kau tak pernah mematuhiku! Kau…bukan lagi shaman di tempat ini jadi keluar dari Seongsucheong sekarang juga!” Shaman Jang berbalik membelakangi Janshil. Janshil berteriak-teriak meminta ampun. Seul berusaha membela Janshil. “Aku melakukannya karena eoraboni Yang Myung sangat menyedihkan. Sekali saja, hanya sekali saja aku ingin memberi sesuatu padanya. Yang Mulia memiliki segalanya…tapi eoraboni…” Shaman Jang memelototi Janshil. Janshil menutup mulutnya, sadar bahwa ia baru saja mengungkit Hwon matahari. Sementara itu Yang Myung berjalan kembali ke kota sambil berpikir apakah Wol juga lebih dulu bertemu dengan Hwon. Apakah Wol juga memilih Hwon seperti Yeon-woo? Dengan murka shaman Jang menyuruh Janshil keluar sekarang juga. Janshil terisak. Tapi tiba-tiba ia seperti kerasukan seuatu. Ia berdiri dan menegur shaman Jang. “Ibu, mengapa? di sini Janshil memanggil shaman Jang dengan sebutan eomeoni padahal biasanya ia memanggil dengan sebutan shimu-nim. Mengapa kau selalu menyuruhku hidup hanya untuk orang lain saja?” Shaman Jang tampak tertarik. Yang Myung mengunjungi ibunya di kuil. Selir Park heran mengapa Yang Myung mengunjunginya malam-malam begini. Yang Myung balik bertanya apa yang ibunya lakukan, berdoa malam-malam. Selir Park berkata seperti biasanya ia mendoakan kesehatan Hwon. Yang Myung menarik nafas kesal. “Pangeran Yang Myung,” panggil ibunya heran. “Untuk sekali saja, sebelum menyebut nama Yang Mulia, bisakah Ibu menyebut namaku lebih dulu?” Selir Park menegur Yang Myung yang telah berbicara tidak sepatutnya. “Ini semua omong kosong. Lupakan! Pendam! Mengalah! Jangan goyah! Ibu, apakah Ibu tidak lelah dengan semua ini?” “Mengapa Pengeran seperti ini?” tanya selir Park khawatir. “Sekali saja…sekali saja…tidak bisakah sekali saja ibu mengatakan kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan, kau boleh serakah,” kata Yang Myung sambil menangis. Selir Park hanya diam. “Mulai sekarang aku tidak akan hidup untuk orang lain lagi,” ujar Yang Myung dengan penuh tekad. “Tersenyum saat aku ingin tersenyum. Marah ketika aku ingin marah. Mencuri apa yang kuinginkan. Begitulah aku akan hidup!” kata Janshil, seperti menyambung perkataan Yang Myung. Wol kemabli ke Seongsucheong dan bingung melihat situasi di sana. Janshil menghampiri Wol dan memegang lengannya. “Pergilah denganku…ikutlah denganku… Jika orang itu aku, aku bisa melindungimu. Jika orang itu aku, aku tidak akan membiarkanmu pergi seperti ini seperti Yeon-woo. Jika orang itu aku….” Shaman Jang menarik Janshil dan memegangi kepala Janshil. Ia memerintahkan Janshil menutup mulutnya. Janshil tersadar dan bingung melihat shaman Jang, “Ibu angkat shimu-nim…..” Sepertinya Janshil dirasuki keinginan Yang Myung yang terdalam. Semua itu adalah isi hati Yang Myung yang selama ini terpendam dan sekarang meledak. Hmmm..menarik…walau agak ngeri juga…apakah Yang Myung akan menjadi pemeran antagonis? Noooooo!!!! teringat Bidam T_T Shaman Jang memerintahkan Janshil diseret keluar. Janshil diseret keluar sementara ia terus berteriak memanggil shaman Jang. Wol bingung dan bertanya mengapa shaman Jang seperti ini. Shaman Jang mengingatkan siapapun yang berani membawa Janshil masuk ke istana akan dihukum dengan hukum spiritual tampaknya mengerikan. Wol tidak peduli dan berbalik menuju pintu. Shaman Jang menahannya dan bertanya apakah Wol juga mau diusir. Wol berusaha menenangkan shaman Jang. Ia berkata Janshil juga belum bisa mengendalikan kekuatan sama seperti dirinya. Shaman Jang tidak mau berdebat dan menyuruh Wol beristirahat. Wol masih hendak bicara tapi Seul menahannya. Ia berkata shaman Jang hanya memberi Janshil pelajaran. Wol khawatir karena Janshil tidak memiliki tempat tujuan dan di luar udara sangat dingin. Seul yakin Janshil akan kembali dan shaman Jang akan menerimanya lagi, ini bukan pertama kalinya terjadi hal seperti ini. Tapi Wol masih merasa cemas. Wol menemui shaman Jang. Shaman Jang berkata jika ini mengenai Janshil maka Wol sebaiknya tidak bicara. “Ibu angkat, aku akan meninggalkan Seongsucheong.” Shaman Jang bertanya apa Wol sedang mengancamnya. Wol berkata ini bukan ancaman. Kalau begitu apa kau benar-benar ingin meninggalkan Seongsucheong, tanya shaman Jang. Wol berkata ia akan melakukan apa yang pernah diperintahkan shaman Jang padanya yaitu melarikan diri dengan Seul. Ia merasa baik dirinya, Seul, maupun Janshil tidak cocok berada di istana. “Mengapa kau sampai pada keputusan ini?” tanya shaman Jang. Wol tak menjawab. Shaman Jang kembali bertanya mengapa Wol sampai memutuskan ingin pergi. “Apa yang ibu angkat katakan benar. Aku seharusnya tidak berada di sisi orang itu. Aku tidak menjaganya.. Aku menyadari tidak ada yang bisa kulakukan untuknya. Aku berusaha untuk menolongnya melepaskan kesedihannya, dan tidak membuatnya bingung. Tapi sepertinya kehadiranku malah membuatnya bingung. Orang yang ia butuhkan bukan aku. Akan lebih membantunya jika aku pergi,“ kata Wol sambil menahan tangisnya. Kasim Hyung mnyarankan agar Hwon beristirahat karena Hwon tidak tidur semalaman. Tampaknya semalam ia terus memandangi surat-surat yang ditinggalkanYeon-woo dan Wol. Ia ingat Wol memintanya bertanya pada Yeon-woo. Bagaimana bisa aku bertanya pada orang yang sudah mati, kata Hwon dalam hati. Tiba-tiba ia membaca “Ayah akan segera membawakan obat. Dan hamba tidak bisa bertemu dengan Yang Mulia lagi.” Hwon mengucapkan isi surat Yeon-woo bagian itu dan bertanya pada Woon apa artinya. Woon berkata bukankah ia memperkirakan bahwa ia akan mati. Hwon berkata awalnya juga ia berpikir begitu tapi jika dipikirkan lagi bukankah artinya ayahnya membawakan dia obat yang akan membuatnya mati. Kasim Hyung berkata ayah Yeon-woo dikenal sebagai orang yang berhati hangat. Bagaimana bisa ia melakukan hal itu pada anaknya. Itulah sebabnya terasa janggal, kata Hwon. Dan lagi bukan hal itu satu-satunya yang aneh. Yeon-woo adalah anak yang sehat. Mengapa anak yang sehat tiba-tiba mati, ujar Hwon. “Ayah bahkan tidak menginvestigasi kematiannya,” ujarnya. Kasim Hyung bertanya apa yang Hwon curigai. Hwon berkata kematian Puteri Mahkota bukan kematian yang biasa . Woon dan kasim Hyung terkesiap. Bukankah itu berarti Menteri Heo membunuh puterinya sendiri, tanya kasim Hyung. Hwon bertanya pada Woon apakah Yeom mengetahui sesuatu tentang obat yang diminum Yeon-woo. Woon berkata Yeom tidak tahu apa-apa karena saat itu ia berada di luar kota. Woon berkata Yeom merasa bersalah karena tidak berada di samping adiknya saat adiknya tiada. Hwon berkata menanyakan hal ini sekarang pada Yeom akan menjadi hal yang kejam. Yeom mengemasi barang-barangnya. Sepertinya ia diperintaahkan ke suatu tempat oleh Hwon. Hwon berkata ia memberi Yeom liburan ke distrik Yeongnam, dan tidak ada maksud apa-apa di balik perintahnya. Tapi sepertinya Yeom curiga. Ibu Yeom masuk dan bertanya apakah Yeom sudah membereskan barang-barangnya. Ia berkata jika Yeom pergi sekarang maka ia baru bertemu Yeom lagi sebulan lagi. Ia bertanya apakah Yeom sudah mengucapkan salam perpisahan pada Puteri. Belum, jawab Yeom. “Ckckck, cepat temui dia dan hibur dia,” Ibu Yeom menasihati. Puteri Min-hwa sedang menangis ketika Yeom masuk. Yeom duduk di sebelahnya namun Min-hwa menunduk tidak mau melihat suaminya. “Mengapa kau menghindariku lagi? Apa kau tidak akan memperlihatkan wajahmu sebelum aku pergi? “ Min-hwa berbalik menghadap suaminya dan bertanya apakah ia tidak bisa ikut. Yeom berkata ia pergi atas perintah Hwon dan lagi perjalanan itu tidak akan baik bagi Min-hwa. Min-hwa tidak tahu kapan akan melihat suaminya lagi. Yeom berjanji akan cepat kembali karena Min-hwa menunggunya. Ia bertanya mengapa Min-hwa menangis seperti itu. “Karena aku mengeluh dan banyak bertanya padamu, pasti kau membenciku, bukan?” “Aku tidak membencimu.” “Karen aku, kau tidak bisa menjalankan tugas dan terpenjara di rumah. Kau pasti marah, kan?” selidik Min-hwa lagi. “Aku tidak marah.” “Pembohong,” gumam Min-hwa. Yeom menarik nafas lalu menggenggam tangan Min-hwa, “Puteriku, kau adalah penyelamat keluarga ini. Setelah Yeon-woo kami pergi Min-hwa terlihat tak tenang mendengar nama Yeon-woo disebut dan kami tidak bisa bahagia mengenai apapun, bukankah kau yang membawa tawa dalam keluarga kami. Karena itu saja, aku sangat berterima kasih.” “kalau begitu kau tidak akan mencampakkan aku?” “Mengapa kau berkata begitu?” Min-hwa meminta Yeom berjanji. Yeom berkata bukankah ia sudah berjanji demi nyawanya. Apakah Min-hwa akan percaya jika ia berjanji sekali lagi. Min-hwa menggeleng. Ia berkata walau Yeom tak memberinya apapun, ia akan percaya Yeom tidak akan mencampakkannya. Ia juga percaya Yeom akan segera kembali. Jadi walau air mata mengalir setiap malam, ia akan bersabar and menunggu. Yeom tersenyum dan menghapus air mata Min-hwa. Meleleh deh Min-hwa^^ Para pejabat membicarakan kepergian Yeom. Si menteri penjilat mengomel mengapa Yeom yang diutus berjalan-jalan ke sana. Seharusnya ia yang ditugaskan. Di sana banyak pemandangan yang indah juga banyak gisaeng yang cantik dan bertubuh indah, yang sayang untuk dilewatkan. Menteri yang satu berkata jika Yeom seperti menteri penjilat hanya mencari kesenangan maka mereka tidak perlu khawatir mengenai kepergian Yeom. Menteri yang lain menduga Hwon mengirim Yeom untuk mengumpulkan para sarjana di distrik itu. Yoon tersenyum meremehkan. Yoon bertanya bagaimana dengan tugas yang diperintahkannya. Menteri itu berkata ia sudah mempersiapkan dokumen untuk menjatuhkan Yeom. Menteri penjilat berkata mereka tidak bisa menjatuhkan Yeom karena ia orang bersih. Yoon berkata mereka menyukai Hwon yang sekarang tapi ia terlalu banyak keinginan. Mereka harus mematahkan keinginannya sekali saja agar Hwon tahu apa itu politik. Dalam rapat, para menteri meminta Hwon mencabut perintah pada Yeom. Hwon berkata rumor menyebar dengan cepat ,memang apa masalahnya ia mengirim Yeom berjalan-jalan. Seorang menteri sekutu Yoon berkata Yeom tidak boleh terlibat politik sebagai seorang uibin namun akhir-akhir ini banyak yang membicarakannya pendukung. Hwon berkata Yeom telah duduk berdiam diri begitu lama. Ia merasa bersalah padanya hingga mengirimnya melakukan perjalanan. Menteri lain meminta Hwon mengirim Yeom ke tempat lain karena tempat yang akan dituju Yeom mungkin berbahaya. “Mengapa? Apa Menteri khawatir uibin akan menghimpun para cendekiawan yang tersebar di sana untuk alasan politik?” tanya Hwon sinis. “Kami hanya mengkhawatirkan keselamatan uibin, YangMuila,” Yoon angkat bicara. ”Keselamatan uibin?” Yoon berkata bagi Hwon mungkin ini perjalanan tak berarti tapi tidak begitu bagi mereka yang menginginkan kekuasaan lebih. Jika mereka melibatkan Yeom untuk mendapatkan kekuasaan bagi mereka sendiri… “Maka uibin akan berada di tengah konflik politik?’ tanya Hwon tenang. “Yang Mulia tidak akan tahu apa yang akan terjadi bila begitu banyak orang yang terlibat,” kata Yoon dengan nada memperingatkan. Hwon tertawa dan berkata ia mendengar bel berdering di telinganya, bahwa ia adalah Raja boneka yang hanya mengikuti keinginan para menterinya. Menteri penjilat buru-buru membungkuk dan berkata mereka yang berkata seperti itu harus dihukum mati. Tapi Hwon malah tertawa. Rakyat berbicara seperti itu adalah hal yang biasa, bukankah para menteri yang berbicara seperti itu di belakangnya. Menteri penjilat langsung ciut. Yoon terlihat kesal. Hwonm eninggalkan ruang sidang dengan marah. Ia berkata dalam hatinya, buka saja mereka telah mematahkan sayap Yeom, sekarang mereka mengancam keselamatannya. Ia tiba-tiba behenti berjalan. “Woon-ah,” panggilnya, “Aku harus membuat keributan lagi..” Hown masuk ke ruang arsip negara tempat laporan para rakyat disortir dan disimpan. Hwon melempar-lempar laporan di tempat itu. Ia berkata sejak kedatangannya terakhir ke tempat itu seharusnya lebih banyak laporan yang diberikan padanya mengapa justru makin berkurang. Menteri yang bertugas di tempat itu adalah salah satu kroco Yoon. Ia berusaha menjelaskan. Tapi Hwon malah semakin marah dan melempar-lemparkan laporan-laporan lainnya ke lantai. Ketika perhatian semua orang teralih pada Hwon, Woon menyelinap masuk ke ruangan lain dan mengambil beberapa laporan yang ada hubungannya dengan pemilihan Puteri Mahkota. Woon keluar dan diam-diam menyerahkan laporan itu pada kasim Hyung. Kasim Hyung memberi isyarat pada Hwon dengan tersenyum. Hwon pun pergi dari situ, meninggalkan sang menteri yang kebingungan. Hwon memeriksa buku-buku laporan itu tapi tidak menemukan hal yang mencurigakan. Ia memukul meja dengan kesal. Tadinya ia berharap menemukan detil mengenai kejadian 8 tahun yang lalu saat Yeon-woo meninggal. Sekarang ia semakin curiga. Waktu itu Yeon-woo sangat sehat mengapa ia mendadak sakit. “Mengapa…mengapa harus pada saat itu? Mengapa?” tanyanya frustrasi. Bo-kyung mendapat laporan dari mata-matanya. Dayang itu berkata ia tidak begitu yakin tapi ia mendengar Hwon mengjajukan banyak pertanyaan pada Wol tapi Wol menjawab betapapun miripnya ia dengan orang itu tapi ia bukanlah orang itu. Jika Hwon mempunyai banyak pertanyaan lebih baik Hwon menanyakan langsung padanya. Bo-kyung merasa tak tenang. Bo-kyung berjalan melewati bekas kediaman Yeon-woo. Ia berhenti karena mendengar suara seorang wanita menangis. Ia bertanya pada para dayangnya apakah mereka mendengar suara tangisan. Mereka menggeleng. Bo-kyung terlihat takut. Ia berjalan ke kediaman Ibu Suri Yoon. Ia bertanya pada dayang Ibu Suri apakah ada orang yang sedang menemui Ibu Suri. Dayang Ibu Suri berkata Ibu Suri sedang menemui shaman dari Seongsucheong. Shaman Jang berbicara dengan Ibu Suri. Sesuai dengan perintah Ibu Suri, ia sudah memajukan tanggal malam pernikahan Hwon. Ibu Suri tersenyum puas. Ia memuji kehebatan Wol dan jika malam pernikahan Hwon sukses, ia bermaksud memberi hadiah pada Wol. Shaman Jang berkata ada yang ingin ia bicarakan mengenai hal itu. Ia berkata mereka tidak perlu lagi menggunakan jimat manusia. Ibu Suri Yoon khawatir, mengapa shaman Jang ingin berhenti saat sudah mendekati tanggal yang ditentukan. Shaman Jang beralasan kesehatan Hwon akan membaik dengan sendirinya mulai sekarang walau tanpa jimat apapun. Jika Hwon membiarkan jimat manusia terus berada di sisinya maka semuanya akan berbalik. Ibu Suri Yoon khawatir kesehatan Hwon akan kembali memburuk. Shaman Jang berkata yang terpenting sekarang adalah menjaga energi baik di sekeliling Hwon juga sebagai energi untuk memperoleh bayi yang sehat. Menurut shaman Jang yang menurutku cuma akal-akalannya saja, jimat untuk menyerap penyakit berbeda dengan jimat untuk membantu mendapat bayi yang sehat. Jadi mulai sekarang ia akan menggunakan jimat lain untuk membantu Raja dan Ratu. “Apakah ada jimat seperti itu?” tanya Ibu Suri. “Itu adalah jimat untuk membantu mereka tidur bersama,” shaman Jang meyakinkan. Ibu Suri percaya dengan kata-kata shaman Jang dan menyuruhnya melakukan apa yang perlu asalkan mereka mendapat pewaris yang sehat. Shaman Jang tersenyum. Saat shaman Jang keluar, Bo-kyung sudah menenunggunya. Shaman Jang memberi salam pada Bo-kyung. Dengan tersenyum. Bo-kyung berkata ia mendengar puteri shaman Jang membantu meningkatkan kesehatan Hwon. Shaman Jang berterima kasih atas pujian Bo-kyung. Bo-kyung bertanya apakah Wol mirip dengan anak yang sudah mati it, Heo Yeon-woo. Shaman Jang bertanya mengapa Bo-kyung bertanya demikian. Bo-kyung berkata tidak ada rahasia di istana ini. Bo-kyung berkata Hwon adalah pria yang tidak pernah melirik wanita dalam hidupnya tapi ia menerima Wol di sisinya. Shaman Jang mendengar nada kemarahan dalam perkataan Bo-kyung. “Apakah anak itu benar-benar mirip?” tanya Bo-kyung. “Di mataku, ia hanya anak biasa.” Bo-kyung berkata ia ingin melihat Wol suatu hari nanti dan memastikannya sendiri. Shaman Jang tiba-tiba berkata pipi Bo-kyung tidak terlihat baik. Bo-kyung menyentuh pipinya. “Sejak kapan kau mendengar suara oarng menangis di gedung Bulan Perak gedung kediaman Yeon-woo?” tanya shaman Jang dengan wajah pura-pura khawatir. Tangan Bo-kyung gemetar. Ia menatap shaman Jang dengan takut. Shaman Jang tersenyum. Ia meminta Bo-kyung tidak khawatir karena Wol akan segera meninggalkan istana. Dan juga Bo-kyung akan segera bersama dengan Hwon. Semuanya akan berjalan sesuai keinginan Bo-kyung. Shaman Jang melirik ke kediaman Ibu Suri. Oleh karena itu Bo-kyung tidak perlu membicarakan masalah ini lebih lanjut dengan Ibu Suri membicarakan kemiripan Wol dengan Yeon-woo. Bo-kyung tahu ini adalah ancaman tapi ia juga senang keinginannya akan terwujud. Sahan Jang memberitahu Wol, ia boleh meninggalkan istana atas ijin Ibu Suri. Wol diam saja. Shaman Jang melihat ekspresi Wol dan bertanya mengapa Wol terlihat kecewa padahal ini adalah keinginan Wol sendiri. Wol berkata ia hanya merasa telah banyak menyulitkan shaman Jang. Shaman Jang meminta Wol mengingat itu baik-baik dan berkata saat matahari terbit keesokan harinya, ia harus pergi bersama Seul. Wol mengerti. Wol menerima surat dari Janshil “Kak Wol, ini Janshil. Kakak pasti khawatir, bukan? Saat ini berkat seseorang yang baik hati, aku hidup dengan baik. Orang itu sangat keren dan tampan. Dia adalah gentleman dari gentleman. Dia adalah orang yang bebas dan juga pejuang yang tangguh. Atas pertolongannya, aku tinggal di sebuah penginapan di kota. Jadi aku minta tolong, bisakah kakak membawakan pakaianku. Tapi rahasiakan ini pada ibu angkat. Ah, juga jangan bawa kak Seul. Ketika aku melihatnya, kurasa ia berada di pihak ibu angkat.” Wol membereskan pakaian Janshil. Ia melihat sebuah bungkusan panjang berwarna biru di dalam lemari. Ia mengambil bungkusan itu dan membukanya. Binyeo bulan memeluk matahari. Tapi Wol tidak mengenalinya dan cepat-cepat membungkusnya kembali. Hwon masih terus menyelidiki kematian Yeon-woo. Ia menduga ayahnya telah menyelidiki kematian Yeon-woo dan menyimpan catatan rahasia hasil penyelidikannya di suatu tempat. Ayahnya telah tiada. Tabib istana yang memeriksa Yeon-woo waktu itu juga telah mati minum racun setelah kematian Raja Seongjo. Orang yang memberi Yeon-woo obat itu ayah Yeon-woo juga telah tiada karena sakit. Semua orang yang mengetahui hal ini telah mati. “Ada satu orang yang masih hidup…” pikir Hwon. Hwon teringat pada kasim kepala Jung yang melayani ayahnya sama seperti kasim Hyung pada Hwon. Hwon memanggil Woon. Kasim Hyung membawa boneka salju si atas baki. Ia gemetar kedinginan dan bertanya-tanya mengapa tiba-tiba Hwon memintanya membawakan boneka salju. Ia masuk ke ruangan Hwon dan melihat ruangan itu kosong. “Cheonhaaaaaaaa Yang Mulia !!!” teriak kasim Hying sekuat tenaga. Hehe…tertipu^^ Lagi-lagi Hwon bergidik dan mengorek telinganya. Woon tertawa dan bertanya mengapa Hwon seperti itu. “Mengapa kau bertanya saat kau tahu jawabannya,” sahut Hwon. Woon tersenyum. Mereka pergi ke kediaman mantan kasim kepala. Pelayan kasim itu terkejut saat Hwon mengaku mereka diutus oleh istana. Pelayan itu berkata majikannya sedang sakit dan sedang pergi jauh untuk memulihkan diri. Hwon melihat seputu di depan sebuah kamar dan berteriak, “Sayang sekali, Yang Mulia telah mengirim pesan bahwa ada hal penting yang ingin didiskusikannya bersama tuanmu.” Kasim itu bersembunyi di kamarnya dan mendengar perkataan Hwon. Hwon bertanya pada pelayan itu apakah majikannya akan pergi lama. Pelayan itu tidak tahu. Hwon meminta pelayan itu menyampaikan pesan pada majikannya “tidak peduli seberapa banyak rahasia yang disimpan, kebenaran akhirnya akan muncul. Semakin ia menghindarinya, semakin besar konsekuensinya”. Kasim itu terduduk di lantai dan menunduk pasrah. Hwon berkata ia akan pergi sekarang tapi jika kasim kepala Jung tidak menemuinya di istana besok maka mereka akan bertemu di pengadilan dan bukan di istana. Woon bertanya mengapa Hwon tidak menemui kasim itu padahal Hwon tahu ia ada di dalam kamar. Hwon berkata kasim itu telah menutup mulutnya selama 8 tahun. Itu pasti karena perintah ayahnya untuk menyembunyikan keberaran itu. Karena itu jika mereka mendekatinya terlalu cepat dan menakutinya, ia mungkin akan memnbunuh dirinya sendiri. “Aku hanya ingin memastikan dugaanku benar,” kata Hwon. Woon bertanya apa yang dugaan Hwon. “Kematian Puteri Mahkota bukan kematian biasa. Dan ada catatan rahasia milik raja terdahulu yang terletak di suatu tempat. Jika itu bukan kematian biasa tapi pembunuhan, mengapa ayahku memlih menyembunyikan kebenaran? Sudah pasti ada alasan ia melakukannya. Dan catatan itu pasti ada di suatu tempat.” Hwon berkata kepalanya sakit. Ia mengajak Woon berjalan-jalan karena mereka sedang di kota. Mereka berjalan tanpa menyadari telah melewati Janshil dan Yang Myung. Yang Myung tersenyum menyaksikan Janshil makan dengan lahap. Ia menyuruh Janshil kembali ke Seongsucheong. Janshil tidak mau. Yang Myung berkata ia tidak boleh terus melarikan diri karena takut. Ia menyarankan agar Janshil memohon sampai tangannya menjadi kakinya jungkir balik, maksudnya? Janshil berkata walau ia ingin memohon, ia tidak akan memiliki tangan dan kaki karena begitu dia masuk istana, ia akan langsung dirobek. Yang Myung berkata bagaimana bisa wajah semanis Janshil mengatakan hal seperti itu. Janshil berkata ibu angkatnya bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Ia akan melakukan apa yang pernah diucapkannya. Janshil bergumam akan sulit baginya untuk tetap utuh jika kembali ke istana. Yang Myung bertanya mengapa Janshil membantunya jika ia begitu ketakutan. “Karena kakak adalah orang pertama yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan aku. Aku bahkan tidak ingat wajah orang tuaku yang telah membuangku. Tapi kakak menggendongku dan berlari. Aku tidak akan pernah melupakan wajah kakak.” Yang Myung berkata Janshil mirip dengannya. Janshil bertanya apakah Yang Myung juga dibuang oleh orangtuanya dan apakah Yang Myung juga memiliki seseorag yang tidak akan ia lupakan hingga ia mati. “Mirip seperti itu.” “Orang seperti apa dia?” “Seseorang yang sangat sangat cantik dan pintar. Seseorang yang membuatku tenang walau aku hanya melihatnya. Ia banyak menyebabkan aku terluka tapi ia juga yang membuatku benar-benar bahagia.” “Kalau begtu percuma aku memanggil kak Wol,” sahut Janshil. “Apa kau bilang?” tanya Yang Myung terkejut. Janshil berkata ia memanggil Wol agar Yang Myung bisa bertemu dengannya. Wol berjalan melewati toko kertas dan ia merasa familiar dengan tempat itu. Ia mendengar Seul membicarakan surat permintaan maaf. Lalu ia melewati tukang besi dan kilatan masa lalu mulai muncul lagi di benaknya. Suara shaman Jang yang menyuruhnya melarikan diri dari takdir yang tak bisa ia hadapi pada pesta topeng, pertandingan sepak bola Hwon, ketika mereka berlari saat mereka pertama kali bertemu, lalu Hwon yang membuka topengnya dan bertanya apakah Yeon-woo mengenalinya. Wol merasa pusing dan hampir terjatuh namun seseorang meraihnya dan membantunya berdiri. Hwon. Mereka bertatapan. Sementara itu para menteri juga berjalan-jalan di kota untuk mencari tempat penjilat tak sabar dan berjalan mendahului rekan-rekannya untuk mencari tempat minum terbaik di kota. Hwon dan Wol berjalan bersama. Hwon berusaha memulai percakapan. “Mengapa kau di sini?” tanya Hwon. Wol menoleh menatapnya. “Oh, kau bilang kau keluar karena ada yang harus kaulakukan,” kata hwon, “Aku kemari untuk jalan-jalan. Oh, aku baru mengatakannya padamu tadi.” Wol bertanya mengapa Hwon keluar tanpa pengawalan. Hwon berkata walau Wol tidak melihatnya tapi Woon ada di sana untuk menjaganya. Hown bertanya apakah seorang jimat boleh berjalan-jalan di siang hari seperti ini. Pantas saja ia merasa sakit di sekujur tubuhnya setelah bangun tidur. Rupanya karena jimatnya Wol tidak beristirahat dengan baik hingga ia mendapat sakit kepala. Wol dengan khawatir bertanya apa Hwon sakit. Melihat Wol begitu cemas, Hwon berkata ia hanya bercanda, bagaimana bisa Wol tidak tahu kalau ia hanya begurau. Wol merasa lega. “Syukurlah,” gumamnya.. Hwon menatapnya dengan penuh perasaan. Wol pamit ia pergi sekarang karena ia tak ingin mengganggu perjalanan Hwon. Ia langsung berjalan pergi. “Tunggu sebentar,“ panggil Hwon. Hwon melihat menteri penjilat berjalan ke arahnya. Ia buru-buru memalingkan wajahnya. Woon datang dan melaporkan kalau Yoon dan para menteri berjalan ke arah mereka jadi mereka harus bergegas sebelum berpapasan dengan mereka. Hwon terpaksa menyetujui. Wol berjalan, tapi menoleh ia menoleh juga mencari Hwon. Ia lalu melihat menteri penjilat memarahi seorang anak yang tak sengaja menubruknya dan membuat pakaiannya kotor. Menteri penjilat pakaiannya terbuat dari sutra mahal bagaiamana cara anak itu menggantinya.. Anak itu meminta maaf. Tapi menteri penjilat berkata ia paling benci orang yang hanya menggunakan mulutnya. Ia ingin anak itu menjadi budaknya. Ia memerintahkan anak itu diseret ke rumahnya untuk memotong kayu. Wol menyuruh mereka melepaskan anak itu. Menurutnya wajar saja jika ada yang bertubrukan saat ada begitu banyak orang. Ia meminta menteri penjilat memaafkan anak itu karena ia tidak sengaja. Menteri penjilat berkata sutranya kotor dan tidak bisa dibersihkan lagi. Karena anak itu tidak bisa menggantinya maka ia akan mempekerjakan anak itu sebagai budak, apa salahnya? Wol berkata tampaknya menteri ini seorang yang berjabatan tinggi. Dengan sombong menteri itu menyebut jabatannya. Wol berkata karena menteri itu berkedudukan tinggi maka seharusnya lebih pengertian. Menteri itu berkata tadinya ia ingin melepaskan Wol karena ia cantik tapi bagaimana bisa Wol bebicara seperti itu padanya . Wol berkata Joseon memiliki banyak kain yang bagus tapi menteri itu menolak memakai kain lokal dan mengimpor kain dari negara lain , kira-kira apa yang rakyat pikirkan. Menteri itu murka dan menyuruh pegawainya membawa Wol. Pegawai menteri memegangi Wol. Tiba-tiba Hwon mendorong pria itu dan menarik Wol pergi. Ia terus menunduk agar wajahnya tak terlihat. Menteri itu berteriak menyuruh mereka ditangkap. Hwon dan Wol berlari melewati Menteri Yoon. Menteri Yoon bertanya-tanya apakah itu Hwon. Hwon memarahi Wol. “Bagaimana bisa gadis sepertimu tidak punya rasa takut. Apa yang akan kaulakukan jika kau diseret ke penjara?” Wol berkata ia tidak bisa diam saja melihat suatu ketidakadilan. Hwon menganggap wajar saja menteri itu meminta ganti pakaiannya yang koto. Wol bertanya apak a Hwon tahu betapa mahalnya kain impor… ia melihat Hwon juga mengenakan kain impor jadi ia mengubah kata-katanya denga berkata seorang menteri yang menduduki posisi tinggi harusnya menjaga sikap. Wol menceritakan sebuah cerita yang hwon tahu betul bahwa tugas seorang Raja adalah memberi contoh hidup sederhana agar para pengikutnya meneladaninya. Hwon tahu kebenaran di dalam kata-kata Wol, ia mengomel bagaimana bisa seorang shaman mengucapkan hal yang benar-benar bisa menjengkelkannya. Wol tak mendengar perkataan Hwon dan menoleh ke arah lain. Hwon berkata beraninya Wol memalingkan wajah saat ia sedang berbicara padanya. Ia melihat ke arah yang dilihat Wol. Ternyata mereka berdiri di dekat pertunjuukan panggung boneka. Hwon terdiam saat melihat panggung boneka itu. Seorang pria menghampiri mereka dan membujuk meerka untuk menonton panggung boneka itu daripada melihat dari kejauhan. Ia berkata pertunjukkan itu mengenai cinta pertama dan barisan depan penonton masih ada yang kosong. Jika mereka terlalu lama berpikir mereka akan kehilangan tempat bagus. Selama pria itu berbicara, Hwon diam saja. Pria itu menarik tangan hwon dan berkata Hwon tidak akan menyesalinya. Ia membawa Hwon ke barisan depan penonton. Wol mengikuti mereka karena khawatir. Pria itu mengulurkan tangan meminta uang. Walau seorang raja , Hwon tidak membawa uang hingga ia diam saja. Wol tersenyum dan membayar pria itu. Hwon terlihat sedikit malu. Mereka duduk berdampingan. Hwon berkata ia akan membayar kembali uang Wol. Wol diam-diam tersenyum. Panggung boneka itu menceritakan kisaha cinta seorang Raja dengan wanita biasa. Hwon merasa bosan dan tidak merasa nyaman duduk di tanah. Sementara Wol terpesona dengan pertunjukkan itu. Hwon mulai meregangkan tubuhnya tapi orang-orang yang duduk dibelakangnya protes karena pandangan mereka terhalang oleh Hwon yang terus bergerak. Tak tahan lagi, Hwon menoleh dan membentak, “Apa yang kalian lakukan! Apa kalian tidak tahu? Aku adalah…” Ia tak bisa meneruskan. Para penonton di belakangnya mengomel. Hwon menahan kekesalannya. Apalagi ketika ia mendengar dialog dalam pertunjukkan itu, “Jika aku tidak bisa memilikimu, untuk apa aku menjadi seorang Raja.” Hwon bertanya apa Wol menyukai pertunjukkan ini. Wol berkata ini menyenangkan. Hwon tak bisa protes lagi. Ia terus menatap wajah Wol yang jelas lebih menyenangkan daripada panggung boneka bagi Hwon. Yang Myung gelisah menunggu Wol. Janshil tertidur. Yang Myung menyelimuti Janshil dan pergi mencari Wol. Hwon terus menatap Wol. Wol bertanya apakah Hwon sudah menemui orang itu. “Aku tidak bisa bertemu dengannya.’ Wol menanyakan alasannya. “Karena ia sudah tidak ada di dunia ini lagi.” Wol terkejut, Bagaimana….” “Itu adalah kesalahanku. Aku seharusnya melindunginya tapi aku tak bisa melindunginya. Banyak yang ingin kukatakan padanya tapi aku tidak sempat mengatakannya. Jadi aku tidak bisa melupakannya untuk saat ini.” Wol tersentuh dengan pengakuan Hwon. “Mereka bilang shaman bisa berbicara dengan roh orang yang sudah mati.” “Hamba dengar begitu.” “Kalau begitu apakah kau bisa mengatakan sesuatu pada anak itu untukku? “Apa yang Yang Mulia ingin katakan padanya?” Hwon menatap Wol, “Aku...sangat…sangat….menyukainya.” Mata Wol berkaca-kaca. Hwon tersenyum…seakan telah melepaskan beban di hatinya. Yang Myung melihat keduanya dari kejauhan. Heartbreaaakk….T_T Komentar Episode kali ini memang terasa lebih lambat dari episode-episode sebelumnya, tapi aku senang Hwon mulai menyelidiki kematian Yeon-woo. Aku frustrasi karena Wol belum juga mengingat semuanya, tapi melihat Hwon seakan kembali kepada dirinya saat remaja dulu, senyumnya....sikap lugunya...membuatku tak bisa protes lagi hehe^^ Adegan terakhir episode ini membayar semua. Jika ditanyakan, apakah yang menyebabkan kita begitu terpikat dan kecanduan dengan drama ini? Well, aku tidak akan menyangkal kalau Kim Soo-hyun dan Jung Il-woo cukup menjadi alasan untuk kita menontonnya. Bagiku, kisah cinta antara Hwon dan Yeon-woo/Wol sejak awal menjadi inti dari drama ini. Sang bulan dan sang matahari. Yang satu tak lengkap tanpa yang lain. Setiap saat kita menantikan kapan mereka akan bersama. Dan ketika akhirnya kita melihat mereka bertatapan, rasanya penantian kita tiap minggu terbayar sudah^^ Perasaan cinta mereka, baik saat remaja maupun saat mereka dewasa, dapat disampaikan dengan baik oleh para pemerannya. Hingga kita bertahan sampai akhir menantikan cinta mereka akhirnya terwujud. Tak peduli seberapa banyak dan seberapa berat halangan cinta mereka, termasuk kematian, namun kita tahu sejak awal bahwa mereka ditakdirkan bersama. Aku agak khawatir dengan karakter Yang Myung. Aku mengerti kesedihannya dan keputusasaannya. tapi bagiku tetap bukan alasan untuk memisahkan dua orang yang saling mencintai. Seringakali mencintai bukan berarti memiliki bukan? Dan lagi, ia sepertinya cocok dengan Janshil p
SinopsisThe Moon That Embraces The Sun Episode 20 (tamat) Episode 20 dimulai dengan kilas balik saat Yoon mengatakan pada Myung bahwa ia akan memberikan leher Raja untuk Yang Myung. Myung : apakah kau mengatakan kau ingin menebas leher raja sendiri?
Will The Sun Finally Recognize The Moon?...Will The Moon Finally See The Sun? Well? Will it finally happen...what we're all waiting for? So heart touching...the king saving her letter. The king crying and mourning for his long lost love. And everybody saying forget her, move on. I hadn't seen such faithfulness to true love. Woon is doing a great job and so is the main eunuch...I'm his fan. Great Supporting Actors. What? A Triangle? Come watch with us and share your thoughts! Was this review helpful to you?
berikutini adalah sinopsis singkat The Moon That Embraces The Sun :Tiga belas tahun Heo Yeon Woo dipilih untuk menjadi Putri Mahkota Joseon sampai plot Ratu Janda melawan dia dan diam-diam pesanan kematiannya.Dengan bantuan sihir dukun yang kuat itu, Yeon Woo lolos dengan hidupnya, tetapi kehilangan kenangan. Semua percaya dia menjadi mati, termasuk Putra Mahkota Hwon, yang mencintainya dan
What? Fanny merecaps melodrama? Sageuk? No way… Yes way!!^^ Walau awalnya ragu untuk membuat sinopsis ini karena sageuk jelas lebih berat ceritanya daripada romcom dan ini bukanlah fusion sageuk seperti SKKS yang seperti awalnya kubayangkan The Moon that Embraces The Sun jelas lebih berat dan lebih rumit daripada SKKS. Apalagi melihat preview Wild Romance yang kocak banget sempat membuatku goyah. Tapi aku memutuskan drama ini menjadi proyek sinopsisku selanjutnya. Why? Aku ingin mencoba sesuatu yang baru dan menurutku fusionsageuk adalah bahan yang cocok untuk didramatisir ^^ Wish me luck all…karena drama ini pada satu titik aku yakin drama ini akan membuat air mataku kering p PS karena substitle untuk Kdrama akhir-akhir ini lebih lambat muncul dari biasanya, maka terpaksa aku membuat sinopsis dengan menterjemahkan dari blog lain. Namun aku tetap menontonnya sambil membuat sinopsis dan mengambil screencap. Sinopsis Episode 1 Ibu Suri Yoon “Pada suatu masa ada dua matahari dan dua bulan. Siang hari terasa sangat panas dan malam dingin membekukan. Dunia berada dalam kekacauan. Waktu itu, seorang pahlawan muncul dan memanah satu matahari dan satu bulan, mengembalikan keteraturan dan kedamaian di dunia.” Ibu Suri Yoon sedang minum teh dengan kemenakannya, Yoon Dae-hyung. Ibu Suri berkata mereka tidak bisa setiap saat menunggu munculnya seorang pahlawan. Ibu Suri ingin kemenakannya menjadi pahlawan itu, karena hanya boleh ada satu matahari di langit maka satu lagi harus dilenyapkan. Matahari melambangkan raja. Saat itu adalah pemerintahan Raja Seongjo. Adik tiri Raja, Pangeran Uisung, dianggap Ibu Suri ibu dari Raja Seongjo sebagai pengancam tahta anaknya walau keduanya memiliki hubungan yang baik. Pangeran Uisung dianggap matahari ke-2. Sekelompok orang berpakaian serba hitam mengendap-ngendap di malam hari dan menyusup ke sebuah rumah besar. Mereka menempel kertas kuning jimat di tembok dan mengubur sebuah buku kuning di halaman. Satu orang penyusup memasuki sebuah kamar namun menemukan kamar itu kosong. Pangeran Uisung tiba-tiba muncul, menghunus pedang ke leher orang itu tapi orang itu berhasil berkelit. Pangeran menyerang orang itu namun ia terpanah. Tiba-tiba seorang wanita terbangun di tengah malam. Sepertinya ia bermimpi buruk. Tapi tunggu dulu, ia adalah Ah-ri cameo oleh Jang Young-nam, seorang shaman. Ia tahu “pria itu” dalam bahaya dan bersikeras pergi ke kediamannya saat itu juga. Temannya sesama shaman, Jang Nok-young, mencoba mengejarnya untuk menghentikannya tapi ia berhenti. Sepertinya ia mendapat firasat … atau penglihatan? Ia melihat ke langit dan melihat bulan tertutup awan dengan cepat lalu dengan cepat awan berlalu dan bulan bersinar menyilaukan. Pangeran Uisung terus melawan dan tidak menyerah walau ia sudah terluka. Tapi perkelahian berjalan tidak seimbang. Ia hampir terbunuh ketika seseorang berteriak menghentikan. Yoon Dae-hyung. Pangeran Uisung memakinya sebagai anjing dan babi yang haus kekuasaan, dan mengancam akan memberitahu Raja mengenai kejahatan Dae-hyung. Ia yakin kakaknya lebih mempercayainya daripada Yoon Dae-hyung. Sayangnya hidup Pangeran Uisung tidak akan lama untuk menjalankan ancamannya. Yoon Dae-hyung siap menebas Pangeran Uisung namun sempat memberitahu bahwa teman baik pangeran menunggu di kehidupan selanjutnya. Seorang pria bangsawan mati tergantung di kediamannya dan sebuah surat bunuh diri dilemparkan ke meja. Pangeran Uisung sangat sedih dan marah. Ia bangkit menyerang tapi pedang Yoon Dae-hyun diayun mengiris lehernya. Ah-ri tergagap melihat kejadian itu dari balik tembok. Yoon Dae-hyung melihatnya melalui pantulan di pedang dan memerintahkan orang-orang berpakaian hitam itu untuk mengejar Ah-ri dan melenyapkannya. Ah-ri dikejar hingga ke ujung tebing. Dia berhenti tapi kakinya terpleset hingga ia jatuh ke jurang. Para pengejarnya berlari ke bawah untuk mencarinya tapi mereka tidak menemukannya. Mereka hanya menemukan sebuah pita merah pengikat rambut. Mereka mengenali pita itu milik anggota kantor astrologiilmu perbintangan kerajaan. Pemimpin kelompok pembunuh itu memerintahkan agar mereka mencari Ah-ri dan membunuhnya. Di kantor astrologi kerajaan, kepala shaman menghitung semua anggotanya dan menemukan kalau Ah-ri menghilang. Ia menatap Shaman Jang dan bertanya ke mana Ah-ri pergi. Ibu Suri dan Yoon Dae-hyung mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan terhadap Ah-ri, yang sudah melihat semua kejadian itu. Mereka menyayangkan harus melenyapkan Ari karena ia adalah shaman muda paling berbakat dan sudah ditunjuk menjadi kepala shaman berikutnya. Tapi mereka harus melakukannya. Ibu Suri Yoon tahu Ah-ri pernah bekerja sebagai budak dalam kediaman Pangeran Uisung dan ada sesuatu di antara mereka berdua. Mereka memutuskan menggunakan hal itu untuk keuntungan mereka. Mereka akan menuduh Ah-ri menggunakan kutukan untuk menjadikan Pangeran Uisung seorang Raja. Dan karena kepala shaman berpihak pada Ibu Suri maka akan sangat mudah menjatuhkan Ari. Pengawal istana pergi ke kediaman Pangeran Uisung dan teman baiknya. Mereka ditemukan telah mati. Raja menerima surat bunuh diri yang mengatakan kalau Pangeran Uisung dan sahabatnya mengaku bersalah karena telah merencanakan pemberontakan. Raja tak percaya dengan semua ini. Kepala shaman dipanggil menemui raja. Ia diperintahkan untuk menjelaskan isi jimat yang ditemukan di kediaman Pangeran Uisung. Kepala Shaman yang sudah bersekutu dengan Yoon Dae-hyung mengatakan jimat itu untuk mengambil kekuatan matahari Raja. Ia juga berkata jimat itu dibuat oleh Ah-ri. Raja memerintahkan agar Ah-ri segera ditemukan. Ah-ri yang terluka terjatuh di depan iring-iringan tandu seorang wanita bangsawan Dayang Han!!. Wanita bangsawan itu, Nyonya Shin, sedang hamil tua tapi ia bergegas keluar dari tandu untuk menolong Ah-ri. Ia menyuruh Ah-ri dimasukkan ke dalam tandu walau diprotes keras oleh pelayannya. Di tembok masuk kota, para pengawal sedang memperhatikan setiap orang yang masuk. Mereka mencari Ah-ri. Iringan tandu Ny. Shin sampai di pintu kota. Pengawal memperlihatkan gambar wajah Ah-ri pada pelayan Ny. Shin. Untunglah pelayan Ny. Shin menyangkal telah melihat Ah-ri. Tapi pengawal itu curiga dan menyuruh Ny. Shin keluar karena mereka hendak memeriksa tandu. Ny. Shin menolak keluar dengan alasan ia sedang hamil tua dan setiap saat dapat melahirkan. Ah-ri bersembunyi di balik hanbok Ny. Shin. Pengawal memperbolehkan tandu Ny. Shin lewat. Tapi baru beberapa langkah ia menyadari ada darah yang menetes dari tandu. Ia segera menghentikan tandu itu dan membuka jendelanya. Tapi yang tampak Ny. Shin yang kelihatan menahan sakit. Pelayan Ny. Shin pura-pura panik seakan-akan Ny. Shin akan melahirkan dan bersikeras mereka harus segera pergi. Mendengar nama keluarga Ny. Shin, pengawal itu berubah sikap dan buru-buru mempersilakan tandu itu pergi. Di tempat aman, Ah-ri mengucapkan terima kasih atas pertolongan Ny. Shin. Ia berkata bayi Ny. Shin adalah bayi perempuan dan ia cantik seperti bulan. Ny. Shin senang sekali mendengarnya karena ia sangat ingin anak perempuan. Ah-ri lalu mendapat penglihatan akan masa depan bayi itu. Gadis itu bertemu Putera Mahkota, menjadi anggota kerajaan, sakit parah, bulan tertutup, lalu kuburan. Ah-ri terkesiap tapi ia tidak mengatakan apapun pada Ny. Shin. Saat tandu Ny. Shin beranjak pergi, Ah-ri memanggilnya. Ia berkata pada Ny. Shin, walau ia harus mati ia akan terus melindungi anak perempuan Ny. Shin selamanya. Ny. Shin tersenyum mengangguk. Sayangnya tak berapa lama kemudian Ah-ri tertangkap dan disiksa di pengadilan. Teman-temannya menyaksikan dengan ngeri, terutama Shaman Jang. Shaman Jang menatap Shaman Kepala tapi Shaman Kepala menggeleng, lepas tangan dengan apa yang dialami Ah-ri. Yoon Dae-hyung, yang memimpin interogasi, menyuruh Ah-ri menjelaskan jimat itu untuk apa. Ah-ri dengan lemah berkata ia tidak tahu apapun. Ia menyangkal semua tuduhan. Namun saat Yoon Dae-hyung menyebutnya pengkhianat, Ah-ri mendadak mendapat kekuatan ekstra. Dengan tatapan murka dan suara lantang ia berbicara pada Yoon Dae-hyung “Kau pikir hanya aku yang melihatnya, bukan?! Kau pikir semua akan berakhir jika kau menyingkirkan aku, bukan?! Kau salah, kau penjahat…Bulan melihatmu. Bukan hanya darah pria itu yang terserap di pedangmu malam itu. Cahaya bulan pun terserap ke dalamnya. Tunggu dan lihat! Satu hari nanti kejahatanmu akan diungkap di bawah sinar bulan! Satu hari nanti bulan akan memutus kehidupanmu!” Yoon Dae-hyung berteriak marah memerintahkan Ah-ri kembali disiksa. Ah-ri lalu dijebloskan ke dalam penjara untuk menunggu waktu eksekusi. Shaman Jang menyogok penjaga penjara agar bisa menemui Ah-ri. Sambil menangis Shaman Jang berkata Ah-ri telah bersikap bodoh karena membiarkan cinta membawanya ke kediaman Pangeran Uisung malam itu. Ah-ri berkata baik Pangeran Uisung maupun dirinya sama sekali tidak menginginkan tahta. Shaman Jang merasa tidak berdaya karena tidak bisa menolong sahabatnya. Ah-ri meminta Shaman Jang melindungi seorang anak. Terlalu dekat dengan matahari akan membawa bencana bagi anak itu dan keluarganya, jadi anak itu harus dijauhkan dari matahari. Shaman Jang bertanya siapa anak itu tapi Ah-ri tidak memberi nama. Mereka tidak sempat berbicara lagi karena penjaga penjara menarik Shaman Jang pergi sebelum kedatangannya kepergok orang lain. Keesokan harinya adalah pelaksanaan eksekusi Ah-ri. Hukuman ini sangat kejam. Kedua tangan dan kaki Ah-ri diikat ke arah berlawanan dan ujung satunya diikatkan pada kaki empat ekor sapi. Ah-ri melihat ke langit. Ia melihat matahari terpecah menjadi dua lalu ia melihat kilatan-kilatan masa depan, dimana dua orang kakak beradik Hwon dan Yang Myung bermain dengan gembira. Lalu ia melihat putri Ny. Han Yeon-woo menjadi Putri Mahkota. Ah-ri berkata dalam hatinya “Dua matahari, dan satu bulan. Aku doakan kalian semua tetap aman.” Gong dibunyikan, keempat sapi itu mulai berjalan ke arah berlawanan hingga tubuh Ah-ri terangkat dari tanah. Shaman Jang tak sanggup menyaksikan eksekusi itu. Air mata Ah-ri mengalir, menyadari waktu kematiannya sudah tiba. Layar putih. Tepat saat Ah-ri mati, seorang bayi dilahirkan. Bayi perempuan yang dilahirkan Ny. Shin. Cute banget bayinya^^ Ny. Shin dan kakak laki-laki bayi itu terpesona dengan kecantikan sang bayi. Cantik seperti bulan. Awww…jadi inget sama nama anakku Celine. Artinya sama, cantik seperti bulan^^ Shaman Jang mengubur Ah-ri di hutan. Ia teringat permintaan terakhir Ah-ri, melindungi seorang anak. Waktu pun berlalu….. Di istana sedang dipersiapkan sebuah upacara untuk merayakan kelulusan para cendekiawan muda yang telah lulus ujian negara. Mereka akan memberi hormat pada Raja dan menerima hadiah. Namun dalam persiapan itu para dayang menemukan beberapa benda yang hilang. Bukan hanya itu, Putera Mahkota juga hilang. Kasim Hyun Sung kebingungan mencari Putera Mahkota. Di mana Putera Mahkota? Ia sedang berganti pakaian di sebuah ruangan tak terpakai. Di atas meja tergeletak barang-barang upacara yang hilang. Putera Mahkota PM mencuri? Hmm…sepertinya Putera Mahkota ini tidak sesempurna yang kita bayangkan. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa lalu tersenyum. Di depan istana dua buah tandu telah tiba. turun dengan wajah gembira. Ia menyuruh Yeon-woo turun. Gadis itu sekarang berusia 11 tahun. Yeon-woo malah sedang asyik membaca di dalam tandunya. Ibunya menyuruh Yeon-woo segera turun. Yeon-woo menurut. Ia melangkah keluar tandunya dan tersenyum memandang istana. Mereka bergegas masuk dalam barisan dan mencari-cari Yeom, kakak Yeon-woo. Yeom termasuk salah satu cendekiawan yang lulus. Juga Woon, sahabat Yeom. Ny. Shin berkata Yang Myung tidak ada. Yang Myung juga bersahabat dengan Yeom dan Woon. Mereka bertiga adalah anak didik Tuan Heo ayah Yeom dan Yeon-woo. Kasim Hyun masih kebingungan mencari PM Hwon dan menyuruh beberapa pengawal untuk mencarinya. Sepertinya ini bukan kali pertama PM menghilang. Dan mereka harus menemukan PM sebelum Raja mengetahui masalah ini. Kalau tidak, bisa terjadi masalah besar. Raja tiba. Semua membungkukkan badan memberi hormat. Termasuk Yeon-woo dan ibunya. Tapi perhatian Yeon-woo teralihkan oleh seekor kupu-kupu kuning yang terbang menghampirinya. Jadi inget Putri Seol di My Princess, yang disambut oleh seekor kupu-kupu juga waktu hendak memasuki istana^^ Kupu-kupu melambangkan takdir Upacara dimulai. Para cendekiawan yang lulus diberi hiasan kepala dan dijamu teh. Ayah Yeon-woo melirik bangga pada anaknya, sementara Yoon Dae-hyung yang berdiri di sebelahnya melirik penuh dengki. Sepertinya ayah Yeon-woo mulai memegang peranan penting di istana hingga Yoon merasa iri. Ny. Shin melihat wajah suaminya yang sumringah dan berceloteh pada Yeon-woo tapi Yeon-woo ternyata sudah tidak ada di sampingnya. Yeon-woo sibuk mengejar kupu-kupu tadi hingga ke sebuah halaman tempat di mana Hwon sedang mengendap-endap naik tangga hendak melewati tembok. Dasar Pangeran ya, masa naik tangga aja bawa payung merah lagi warnanya hihihi…biar kulitnya ngga terbakar matahari gitu? Yeon-woo tidak menyadari keberadaan Hwon di sana. Sementara Hwon untuk sesaat terpukau melihat kecantikan Yeon-woo. Kupu-kupu itu terbang melintasi tangga Hwon. Yeo-woo behenti di sana dan baru melihat Hwon yang berdiri di tengah tangga. Hwon kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa Yeon-woo. Keduanya buru-buru menjauhkan diri dan bangkit berdiri. Sesaat mereka merasa kikuk. Hwon bertanya mengapa Yeon-woo bisa ada di situ. Yeon-woo malah balik bertanya mengapa Hwon berniat kabur melewati tembok. Hwon dengan angkuh berkata hanya ia yang boleh mengajukan pertanyaan. Yeon-woo menjawab yang sebenarnya, bahwa ia datang ke istana untuk melihat kakaknya. Ia menganggap Hwon juga mencurigakan jadi ia berniat memanggil penjaga kerajaan. Ia curiga Hwon adalah pencuri yang berniat kabur karena ia melihat sebuah bungkusan di tanah yang dibawa Hwon. Hwon menyangkal tapi ketika ia mengambil tasnya, isinya berhamburan keluar. Itu adalah barang-barang yang hilang seperti cangkir, permen, dan kuas kaligrafi. Yeon-woo menatap curiga sementara Hwon berusaha memikirkan alasan lain. Tapi Yeon-woo langsung berteriak memanggil penjaga. Hwon buru-buru menutup mulut Yeon-woo dengan tangannya dan menariknya melarikan diri. Mereka berhenti berlari di tempat aman, sebuah paviliun dekat danau. Yeon-woo masih berniat melaporkannya. Akhirnya Hwon mengaku kalau ia hendak keluar dari istana untuk mencari kakak laki-lakinya. Ia menjelaskan kalau kakaknya berbeda ibu dengannya tapi ia orang yang baik. Karena kakaknya anak selir, ia tidak bisa ikut ujian negara, tidak bisa mendapat karir, bahkan tidak bisa menerima cinta ayahnya. Kilas balik Hwon dan Yang Myung bermain bersama. Keduanya berlatih pedang kayu. Tapi kemampuan Yang Myung lebih baik dari Hwon hingga pedang kayunya tertuju pada leher Hwon. Keduanya tertawa. Hwon memuji kemampuan kakaknya. Sial, tepat saat itu Raja melintas dan melihat Yang Myung mengacungkan pedang kayu ke leher Hwon. Ia melihat dengan pandangan tak suka dan berlalu. Yang Myung menghela nafas panjang. Hwon mengerti alasan kakaknya hidup seperti itu karena dirinya. Ia sudah lama tidak bertemu kakaknya karena itu ia ingin menemukannya sendiri. Yeon-woo bertanya mengapa Hwon menyalahkan dirinya sendiri karena garis lahir kakaknya tidak bisa ditentukan oleh Hwon. Ia yakin jika kakak Hwon memang orang baik maka ia tidak akan marah pada adiknya. Yeon-woo lalu berceloteh panjang lebar memprotes hukum Joseon yang dianggapnya tidak masuk akal. Ia tidak mengerti mengapa kakak beradik dibesarkan terpisah, wanita tidak boleh menuntut ilmu, budak dan bangsawan diperlakukan berbeda. Hwon terperangah mendengar perkataan Yeon-woo. Yeon-woo sadar ia telah kebanyakan bicara. Yaa…dan kau baru saja mengkritik Raja di depan calon Raja p “Apa kau bilang politik Raja semua salah?” goda Hwon, ”Seharusnya aku yang memanggil penjaga istana.” Hwon berjanji tidak akan melaporkan Yeon-woo jika ia berhenti menyebutnya pencuri. Semua barang di bungkusan itu adalah miliknya. Yeon-woo heran mengapa Hwon mampu membeli semua barang mahal itu. “Karena aku adalah …..Aku adalah…. penjaga interior.” Pfffttt…. Ibu Yeon-woo meminta bantuan penjaga istana untuk mencari puterinya. Ia sangat khawatir karena tidak bisa menemukan Yeon-woo. Tepat saat itu Hwon dan Yeon-woo kembali ke istana. Ny. Shin buru-buru menghampiri putrinya dan memeluknya. Sementara Hwon bergegas menghampiri penjaga istana dan memintanya agar tidak membuka mulut dan ikuti saja perkataannya. Penjaga itu bener-bener nurut lho. Mulutnya ditutup rapat hahaha, bahkan ngga berani mengucapkan salam pada Hwon. Hwon berkata pada Yeon-woo bahwa ia sudah meminta maaf pada penjaga karena mengambil barang-barang itu dan ia cepat-cepat pergi dari sana sambil mendorong si penjaga. Saat Yeon-woo dan ibunya hendak meninggalkan istana, seorang dayang menghampiri tandu Yeon-woo dan memanggilnya. Ia memberikan sebuah surat dibungkus kain pada Yeon-woo. Ia menyampaikan pesan Hwon, yang disebutnya sebagai Tuan Muda Gedung Bulan Perak Gedung tempat mereka pertama kali bertemu, agar Yeon-woo berhati-hati jalan di malam hari mulai saat ini berhati-hati tidak membuat Hwon marah saat mereka bertemu lagi. Raja menegur PM Hwon. Dalam jubah pangerannya, Hwon terlihat berbeda. Ia terlihat tidak ceria dan sedih. Ia mengaku pada ayahnya bahwa ia keluar istana untuk mencari kakaknya. Ia ingin belajar bersama-sama dengan kakaknya. Bagaimana bisa ia mempelajari dunia jika ia hanya belajar dengan gurunya dan tidak ada orang yang diajak berdebat? Raja menjadi marah dan memecat semua guru Hwon yang dianggap menyebabkan pembangkangan Hwon. Ia melarang Hwon keluar istana dan akan segera mencari guru pengganti baginya. Hwon merasa tak berdaya. Ibu Suri bertemu dengan Yoon Dae-hyung. Kali ini mereka membicarakan bonsai. Ibu Suri berkata memelihara bonsai tidak semudah yang kelihatan. Jika kita kehilangan kesempatan untuk menonjolkan sebuah bentuk, akan semakin sulit untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan. Ia sudah mendengar kabar kalau Raja memecat semua cendekiawan yang mengajar PM dan segera menunjuk penggantinya. Ia mengingatkan Yoon Dae-hyung pentingnya posisi itu untuk diisi dengan benar. Yoon mengangguk mengerti dan tersenyum. Ratu Han ibu Hwon memohon pada Raja agar Pangeran Yang Myung diijinkan kembali ke istana untuk menghabiskan waktu bersama Hwon. Melarang mereka bertemu malah membuat Hwon semakin merindukan kakaknya. Tapi Raja malah marah dan bersikeras bahwa itulah cara para Raja mempertahankan tahtanya. Ratu Han keluar dari kediaman Raja dan berpapasan dengan Selir Park ibu Yang Myung beserta rombongannya. Keduanya memiliki hubungan saling menghormati dan bersikap sopan satu sama lain. Selir Park meminta maaf karena putranya Yang Myung menjadi penyebab masalah. Ratu Han berkata itu bukan salah Selir Park, ia bahkan meminta Yang Myung menemuinya bila ia sudah diijinkan kembali ke istana. Pangeran Yang Myung berkeliaran di kota mengenakan baju pemburu dan menjual ayam pada pedagang di pasar. Ia melihat sekitarnya dan tertarik pada sebuah antrian panjang penduduk. Pedagang ayam menjelaskan orang-orang itu mengantri untuk bertemu dengan seorang shaman kecil berumur delapan tahun yang buta. Shaman itu dikatakan mampu melihat masa depan dan menyembuhkan penyakit. Shaman Jang sekarang menjadi shaman kepala menuju tempat yang sama. Ia sudah mendengar ada orang-orang yang menggunakan anak kecil untuk menipu. Ia berjalan ke barisan depan tapi sebuah tangan terulur menghalanginya. Ia meminta Shaman Jang menunggu giliran alias antri. Shaman Jang tidak berkata apapun dan berbalik pergi. Tapi tiba-tiba ia merasakan sesuatu dan berbalik. Ia melihat Yang Myung dan menyadari, “Ini adalah matahari Joseon yang satunya lagi.” Ia tertarik dan berdiri di ambang pintu bersama pelayannya untuk memperhatikan Yang Myung. Yang Myung pura-pura berjalan pincang mendekati shaman kecil. Sebelumnya, seorang pria yang ikut antri bertanya apa keluhan Yang Myung. Yang Myung berkata ia mengalami kecelakaan saat berburu di hutan dan kakinya sakit. Ternyata orang itu berkomplot dengan pria yang menjadi pendamping shaman kecil. Mereka saling bertukar kode. Shaman kecil itu berkata kaki Yang Myung terluka sesuai kode yang diberikan sekaligus mengkonfirmasi kalau gadis ini digunakan kelompok penipu. Tapi lalu gadis kecil itu menambahkan,” Paman, aku melihat cahaya di dalammu.” Shaman Jang yang ikut mendengar terkesiap, apakah anak ini benar-benar memiliki kemampuan paranormal? Shaman kecil itu menjelaskan ia “melihat” cahaya kuning kemerahan yang cerah warna matahari. Yang Myung mendekati shaman kecil itu dan menyingkap sedikit kerahnya, ada memar-memar di leher dan tangan anak itu. Ia meminta shaman kecil itu membuka mata karena ia akan memberinya kue. Ternyata gadis itu tidak buta dan ia langsung melahap kue pemberian Yang Myung. Kasian… gadis kecil itu sangat kelaparan. Pria di sampingnya malah terus memkuli kepala anak itu karena membuka kebohongan mereka. Para penduduk sadar telah ditipu dan meminta uang mereka dikembalikan. Kehebohan pun terjadi. Yang Myung mengangkat gadis itu dan menggendongnya keluar. Di ambang pintu, ia meminta Shaman Jang memanggil penjaga keamanan. Yang Myung menggendong gadis kecil itu untuk mencari tabib tapi ia dikepung oleh komplotan penipu yang menggunakan shaman kecil itu. Seseorang berhasil mengambil shaman kecil dari gendongan Yang Myung dan pergi. Untunglah Shaman Jang menghadang dan meminta agar anak itu diberikan padanya. Orang itu tadinya tidak mau tapi melihat para penjaga keamanan datang, ia segera menurunkan gadis tu dan kabur. Sementara itu Yang Myung dipukuli oleh komplotan penipu. Ia berkata guru pedangnya baru saja dianugerahi gelar sarjana bela diri. Mereka menertawakan Yang Myung. Jika orang seperti itu guru Yang Myung, berarti ayahnya adalah Raja. Yang Myung jatuh terkapar. Ia menghela nafas dan bangkit berdiri. Ia berkata ia mengenal Raja dan Raja tidak memiliki seorang anak penjahat. Ia melawan dengan kemampuan bela dirinya yang mengagumkan dan menjatuhkan kawanan penipu itu. Malam itu Yang Myung kembali berpakaian bangsawan. Ia berdiri di luar istana dan mengucapkan selamat malam pada ayahnya. Meminta maaf karena tidak bisa mengatakannya langsung dan ia memikirkan bagaiamana kabar adiknya. Di dalam istana, Hwon memandang ke langit. Rombongannya mengikutinya kemana pun Hwon bergerak. Kaya bebek…sorong ke kiri …sorong ke kanan…. Hwon menoleh kesal pada mereka. Ia memastikan pada mereka kalau ia tidak akan melarikan diri jadi jangan khawatir Ia tahu akibatnya, para pelayannya bisa dipecat seperti para gurunya. Angin bertiup menerbangkan kelopak-kelopak bunga. Ia teringat kejadian siang itu, ketika ia terjatuh bersama Yeon-woo dan payungnya menutupi mereka. Saat itu angin juga bertiup membawa kelopak-kelopak bunga dan menerbangkan payung itu. Hwon berpikir jika Yeon-woo tahu ia adalah putera mahkota, ia pasti akan mendengar lebih banyak celotehan. Tapi ia rasa tidak ada alasan lagi baginya untuk bertemu Yeon-woo. Hwon melihat ke langit. Payung merah itu ada di sana. Terangkut di atas pohon. Sementara itu Yeon-woo duduk di kamarnya dan membaca pesan Hwon. Pesannya berbunyi “Jika dilukis, bundar. Jika ditulis, persegi. Kelinci hidup, ayam mati.” Yeon-woo tak mengerti maksudnya. Ia bertanya pada Seul pelayannya apa arti kata-kata itu. Seul tidak membantu, ia hanya berkata jiaka ayam mati maka siapa yang membangunkan kita pagi-pagi hoho…jaman belum ada weker nih^^ Yang Myung berjalan di luar rumah Yeon-woo dan saat tidak ada orang ia melompat ke atas tembok rumah Yeon-woo. Ia duduk memperhatikan Yeon-woo dari kejauhan. Yeon-woo keluar dari kamarnya membawa surat Hwon sambil terus memikirkan artinya. Ia terus berpikir dan sadar itu bukan tulisan ayam/kelinci tapi “lahir pagi hari dan mati malam hari”. Lalu apa yang dilukis bundar dan ditulis kotak? Ia ingat kata-kata Hwon,” Aku adalah….” “Matahari..” gumam Yeon-woo terkejut. Ia sadar Heon adalah sang Putera Mahkota. Di istana Hwon memandangi payung merah itu dan berharap suatu hari nanti bertemu kembali dengan Yeon-woo. Yeon-woo jatuh terduduk di tanah. Ia merasa lega karena mereka tidak perlu bertemu lagi walau itu merupakan suatu kehormatan. Sementara itu Yang Myung yang masih duduk di atas tembok tersenyum dan dalam hari berkata, “Senang sekali bertemu lagi denganmu, Heo Yeon-woo.” Translated from dramabeans and koalasplayground’s recaps Komentar Hoaaa…..banyak pertanyaan yang terlintas di kepalaku selama membuat sinopsis ini - apakah kematian Ah-ri dan kelahiran Yeon-woo yang bersamaan ada hubungannya? Apakah Yeon-woo titisan dari Ah-ri? Apakah kemampuan Wol nanti diperolehnya dari Ah-ri? Lalu perkataan Ah-ri mengenai melindungi Yeon-woo seumur hidupnya? - kurasa sikap raja pada Yang Myung didasari pada luka hatinya karena mengira adiknya Pangeran Uisung mengkhianatinya. Ia pikir lebih baik Yang Myung dan Hwon dipisahkan dari awal agar tidak terulang kejadian yang sama. Aku menyadari pesona saeguk berbeda sekali dengan drama modern. Dari cara berbicara dan cara bersikap, semuanya serba lambat dan jelas. Setiap adegan dipenuhi intro, kadang pemandangan alam, suasana istana, suasana kota. Lalu warna warni. Drama ini penuh warna. I love it^^ Tapi sageuk tetap saja Kdrama dan sudah terlihat polanya Pasangan utama -chaebol pewaris perusahaan …di sageuk ya Putera Mahkota pewaris tahta - tak sengaja bertemu -menarik tangan dan berlari -berdebat -saling melotot Sementara poor second lead - Memandangi dari jauh - baik hati - mendekati sempurna - memendam perasaan di dalam hatinya Hmmm…sekarang pilih mana Hwon atau Yang Myung? Aku lebih suka Hwon hehe...entah ya kalau Yang Myung dewasa muncul p Tapi bintang episode kali ini adalah cute bangeeeeettt^^ pengen dibawa pulang hahaha =D
. 360 73 248 469 299 453 100 127
sinopsis the moon that embraces the sun episode 10