Danantara gerakan tarian dan lantunan kidung tidak bisa lepas secara struktur, hal ini diyakini memiliki kekuatan magis dalam bentuk tarian dan nyanyian itu sendiri. Apabila dijabarkan, Baris merupakan perlambang dari unsur sekala dimana kata baris yang berasal dari bebarisan melambangkan kekuatan, ketangkasan dan kegagahan seorang prajurit Tari baris ritual biasanya dibawakan berkelompok 8-40 orang, sedang tari baris non-ritual dibawakan 1-2 orang saja Salah satu ciri khas dari tari baris adalah penutup kepala berbentuk segitiga dengan barisan kulit kerang yang berjajar vertikal Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga, menyimbolkan kegagahan seorang prajurit Tari baris biasanya menjadi tari pertama yang diajarkan kepada anak laki-laki Bali sebelum beranjak dewasa Selain tari baris ritual, juga berkembang jenis tari baris yang dipentaskan sebagai hiburan rakyat Penari baris menggunakan kostum berwarna-warni, menjuntai ke bawah, dan bertumpu pada bagian pundak Delik mata sang penari yang berubah-ubah melambangkan prajurit yang senantiasa awas dengan situasi di sekitarnya Tari baris awalnya berkembang sebagai salah satu komponen pelengkap dari ritual keagamaan Hindu Secara visual, busana para penari baris non-ritual terlihat lebih kaya warna dibanding tari baris ritual Kostum penari baris yang mengembang saat berputar memberikan efek dramatis pada koreografi yang dibawakan SEPASANG lelaki mengenakan kostum warna-warni dan hiasan kepala berbentuk kerucut. Dengan mata mendelik, yang senantiasa berubah-ubah, keduanya memainkan gerakan berputar bak prajurit siap bertempur. Tabuhan gamelan Bali membuat penonton kian terbawa suasana dan menikmati sajian pertunjukan tari baris yang apik. Tari baris menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Tarian ini lekat dengan kaum lelaki. Biasanya diajarkan sebagai tarian pertama kepada setiap anak laki-laki di Bali sebelum mereka beranjak dewasa. Menurut I Made Bandem dalam “The Baris Dance”, dimuat jurnal Ethnomusicology, Vol. 19, No. 2, Mei 1975, nama baris berasal dari kata “bebarisan”, yang secara harfiah berarti garis atau formasi berbaris. Hal ini mengacu pada pasukan Bali kuno yang digunakan raja-raja Bali untuk melindungi kerajaan mereka kala mendapat gangguan. Selain fungsi ritualnya, baris juga dikenal sebagai tari patriotik atau tari latih. Biasanya dibawakan oleh laki-laki, dalam kelompok yang terdiri dari empat sampai 60 penari. “Fungsi ritual tari baris adalah untuk menunjukkan kematangan fisik. Kematangan tersebut dibuktikan dengan mendemonstrasikan keterampilan dalam praktik kemiliteran, khususnya penggunaan senjata; maka aspek patriotik juga diberikan pada tarian tersebut,” jelas Bandem. Keberadaan tari baris tersua dalam Kidung Sunda yang bertitimangsa 1550 M. Naskah tersebut menyebut adanya tujuh jenis bebarisan tarian bela diri yang dipertunjukkan saat perayaan upacara pemakaman yang berlangsung sekitar lima minggu dan diselenggarakan oleh Hayam Wuruk, raja terbesar Majapahit. Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang dalam “Nilai Sakral dalam Joged Pingitan dan Baris Upacara” di buku Kesenian Sakral Tari Joged Pingitan dan Baris Upacara, menyebut keberadaan tari ini terungkap dalam manuskrip Usana Bali. Disebutkan setelah kalahnya Mayadenawa, raja Bedahulu yang lalim, Dewa Indra membangun Kahyangan di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran. Setelah itu diadakan upacara dan keramaian. Para widyadari menari rejang, widyadara menari baris, dan gandharwa menabuh gamelan. “Sejak itu diceritakan, di pura-pura diadakan tarian rejang dan baris,” ujar Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang. Jadi, berdasarkan awal kemunculannya, tari baris merupakan bagian dari ritual keagamaan. Jenis tari ini disebut tari baris upacara atau tari baris gede. Tarian dibawakan secara kelompok oleh delapan sampai 40 orang, dengan pernak-pernik pelengkap berupa senjata tradisional yang bervariasi tergantung asal daerah dari setiap tarian. Menurut I Nyoman Catra dalam “Tinjauan Aspek Seni Joged Pingitan dan Baris Upacara” di buku Kesenian Sakral Tari Joged Pingitan dan Baris Upacara, penamaan tari baris upacara sering diidentifikasi dari senjata, alat upacara yang dibawa, warna yang digunakan, ataupun kekhasan dari repertoar tari tersebut. “Berbagai macam jenis tari baris upacara yang populasinya cukup banyak dimiliki oleh berbagai organisasi adat/keagamaan yang tersebar di seluruh pelosok desa di Pulau Bali ini,” tulis I Nyoman Catra. Dalam perkembangannya, muncul varian baru dari tari baris, yaitu tari baris tunggal. Ia merupakan tari non sakral yang dipentaskan sebagai hiburan rakyat. Tarian ini dibawakan oleh 1-2 penari dan dicirikan dari gerakan para penari yang lebih energik dan busana lebih berwarna. Tari baris tunggal mengisahkan seorang pemuda yang gagah berani dan memiliki sifat keprajuritan dan kepahlawanan. Tarian ini juga menggambarkan kematangan jiwa dan kepercayaan seorang prajurit yang diperlihatkan melalui gerakan yang mantap, dinamis, dan lugas. Ada yang menyebut tari baris tunggal mengambil inspirasi dari baris melampahan. Menurut Bandem, baris melampahan adalah tarian yang paling mengesankan dan cemerlang. Ia adalah salah satu bentuk drama tari Bali yang ceritanya berasal dari dua epos besar India, Ramayana dan Mahabarata, dan dinarasikan dalam bentuk dialog. Dialognya menggunakan bahasa kawi, bahasa Jawa kuno yang tidak lagi dipahami oleh penonton. Dalam lakon ini penasar badut berperan sebagai penafsir cerita. Saat tari baris ini dibawakan seorang penari tunggal, sang solois melambangkan salah satu pahlawan dalam Ramayana, Mahabarata, atau cerita lainnya; paling sering Ardjuna Wiwaha. Baris melampahan dibawakan dalam tiga gerakan gilak, bapang dan gilak, masing-masing dinamai menurut bagian yang sesuai iringan musik. Gilak berasal dari kata “galak” yang berarti keras atau ungkapan “kuat”. Sedangkan bapang dikenal sebagai bagian manis atau ekspresi “halus”. “Secara keseluruhan, baris ini dianggap khas dari karakter laki-laki yang kuat. Kostumnya lebih rumit daripada tarian ritual. Karakter sakral sebelumnya telah hilang,” ujar Bandem. Saat ini ada banyak jenis tari baris di Bali. Biasanya diberi nama sesuai daerah atau senjata, busana, maupun perlengkapan lain yang dipakai dalam tarian. Jumlah bisa mencapai 40 jenis tari baris. Sebut saja baris dapdap, baris ketekok jago, baris panah, baris presi, baris tamiang, baris cina, baris pendet, baris gayung, dan masih banyak lagi. Bahkan ada beberapa daerah yang memiliki tari baris upacara lebih dari satu jenis. “Diyakini masih ada khazanah tari baris upacara yang belum terungkap, akan menambah deretan kekayaan jenis tari baris upacara khazanah Pulau Bali ini,” ujar I Nyoman Catra. Secara visual, tari baris dapat dicirikan dari busana yang digunakan penarinya. Penari memakai hiasan kepala gelungan berbentuk kerucut yang dihiasi kulit kerang. Pada bagian leher terdapat pita bapang yang dibuat dari kain beludru dan dibubuhi berbagai permata. Pakaian bawahnya terdiri dari awiran dan lelamakan, terbuat dari kain berwarna-warni, yang terlihat longgar, menjuntai ke bawah, dan bertumpu pada bagian pundak. Kostum atau busana ini akan mengembang saat penari melakukan gerakan memutar dengan satu kaki; memberikan efek dramatis. Gerak-gerak dalam tari baris menggambarkan ketangguhan para prajurit Bali di masa lalu. Tarian ini menekankan keseimbangan dan kestabilan langkah kaki serta kemahiran memainkan senjata. Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga. Kedua lengan nyaris selalu pada posisi horizontal dengan gerak yang tegas. Gerak khas lainnya adalah selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerak ini menggambarkan sifat para prajurit yang senantiasa awas terhadap situasi di sekitarnya. Nuansa epik dalam gerakan tari baris kian terasa dengan iringan gamelan Bali seperti gong kebyar atau gong gede yang dimainkan 30 hingga 40 penabuh.* Artikel Terkait
asalnyad. asal-muasal a. 2 baris 13. Tari kecak adalah tari Bali. Irama b. Ekspresi c. Lafal d. Intonasi 18. Persamaan bunyi pada akhir baris disebut a. Irama b. Nada c. Rima d. sekolah tidak perlu memfasilitasinya karena tidak ada manfaatnya b. anak sekolah dapat bebas mengaksesnya karena semua yang ada di internet bermanfaat dan
Apa yang terbesit pertama kali ketika menyebut kata Bali? Tentu saja kita akan langsung berfikir tentang pantai pasir putih yang indah, budaya Hindu yang kuat, dan masyarakatnya yang ramah. Namun, ada satu hal lain yang tidak kalah menarik untuk kita ketahui lebih dalam, yaitu Tari Baris. Meskipun mungkin tidak sepopuler Tari Kecak atau Tari Pendet, Tari Baris ini memiliki beragam ciri khas yang menarik untuk kita ketahui. Lalu, bagaimana bentuk Tari Baris itu? Apakah sama dengan Tari Baris Batek dari Sumbawa? Daripada penasaran, yuk langsung kita bahas secara lebih mendetail, lengkap dengan foto, gambar, dan penjelasannya! Pengertian dan Sejarah Tari BarisMacam-Macam Tari Baris1. Tari Baris Bajra2. Tari Baris Buntal3. Tari Baris Cengkedan4. Tari Baris Cina5. Tari Baris Dadap6. Tari Baris Gede7. Tari Baris Goak8. Tari Baris Jangkang Nusa Penida9. Tari Baris Jojor10. Tari Baris Ketekok Jago/ Poleng11. Tari Baris Kupu-Kupu Sempurna12. Tari Baris Omang13. Tari Baris Panah14. Tari Baris Pendet15. Tari Baris Presi16. Tari Baris Tamiang17. Tari Baris Tengklong18. Tari Baris Tombak19. Tari Baris WayangGerakan Tari Baris1. Agem2. Malpal atau Berjalan3. Ngeraja Singa4. Ambil Pajeng atau Ambil Payung5. Tayong6. Napdap Gelung atau Megang Gelung7. Mungkah Lawang atau Membuka Pintu8. Ngombak LantangPola LantaiKostum, Aksesoris, dan PropertiTata RiasFungsi Tari BarisMakna Pengertian dan Sejarah Tari Baris Sumber Tari Baris merupakan tari tradisional asal Bali. Berdasarkan informasi dari Kidung Sunda, tari ini sudah ada pertama kali diciptakan di abad ke-16 atau tepatnya pada tahun 1550 Masehi. Pencipta Tari Baris itu sendiri masih belum diketahui, meskipun ada beberapa jenis Tari Baris di Bali yang sudah diketahui siapa penciptanya. Di naskah yang sama juga tertulis adanya tujuh macam Tari Baris yang ditampilkan dalam upacara kremasi di Jawa Timur. Dahulu, Tari Baris termasuk tari yang sakral dan merupakan bagian dari ritual keagamaan. Dimana jenis Tari Baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan disebut Tari Baris Upacara. Tari ini biasanya dibawakan sebanyak 40 orang dengan berbagai pernak pernik pelengkap berupa senjata tradisional yang berbeda-beda sesuai dengan asal daerah tarian tradisional tersebut. Di abad ke-19 muncul jenis Tari Baris non-sakral yang bernama Tari Baris Tunggal. Jenis Tari Baris ini dibawakan oleh satu hingga dua orang penari dengan ciri khas pembawaan yang lebih enerjik dan busana yang lebih berwarna. Macam-Macam Tari Baris Sumber Macam Tari Baris yang pertama yaitu ada Tari Baris Bandana Manggala Yudha yang dibawakan oleh empat hingga enam orang penari pria mengenakan pakaian Bebarisan. Tari kreasi yang diciptakan oleh I Nyoman Catra dan I Nyoman Astita ini menceritakan persiapan pasukan perang kerajaan Badung sebelum ke medan perang. Lalu berdasarkan fungsi, Tari Baris terbagi menjadi dua macam, yaitu Tari Baris Tunggal dan Tari Baris Upacara. Tari Baris Tunggal adalah jenis Tari Baris non-sakral dan menggambarkan sebuah sinopsis tentang ksatria muda Bali yang meninjau wilayah kekuasaan milik ayahnya sebelum ia menggantikannya dan memimpin wilayah itu. Sedangkan Tari Baris Upacara merupakan jenis Tari Baris yang memiliki sifat sakral dan sangat berkaitan erat dengan keagamaan. Jenis tari ini pun masih dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu 1. Tari Baris Bajra Sumber Jenis Tari Baris ini menggunakan senjata berbentuk gada yang bernama Bajra yang digunakan untuk sarana odalan. 2. Tari Baris Buntal Sumber Tari ini dibawakan oleh delapan orang penari laki-laki dewasa, menggunakan busana dan tata rias sederhana, serta diiringi dengan gamelan Gong Gede. Tari yang bisa ditemukan di Desa Pakraman Pengotan Pengotan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali ini berfungsi sebagai hiburan, sarana ritual, presentasi estetis, media meditasi, media terapi, dan juga pengikat solidaritas masyarakat. 3. Tari Baris Cengkedan Sumber https//infoobjek. Tari ini dibawakan oleh beberapa pasang penari sambil membawa sebuah senjata tombak pendek atau cendek yang ditampilkan saat upacara Dewa Yadnya. 4. Tari Baris Cina Sumber Tari ini merupakan hasil akulturasi budaya Bali dengan Cina. Tari Baris Cina ini dibawakan oleh 18 penari dengan sembilan orang penari berpakaian putih dan sisanya berpakaian hitam. Tari yang gerakannya mirip dengan pencak silat ini dibawakan oleh para penari sambil membawa senjata pedang. Penari dari Tari Baris Cina ini mengenakan pakaian dan aksesoris berupa baju lengan panjang dengan segumpal sarung, celana panjang, kacamata hitam, dan juga topi. 5. Tari Baris Dadap Sumber Tari ini biasa ditemukan di daerah Tabanan, Singaraja, dan Bangli. Tari ini ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan iringan tembang kirang berlaras slendro empat nada. Tari Baris Dadap ini biasanya ditampilkan saat upacara Ngaben dan upacara Piodalan. 6. Tari Baris Gede Sumber Tari ini dibawakan oleh 16 orang pria dengan iringan gamelan gong gede sambil membawa senjata tombak. Tari Baris Gede dapat ditemukan di daerah Sanur Badung dan ditampilkan saat upacara Dewa Yadnya. 7. Tari Baris Goak Sumber Tari yang terdapat di daerah Pulasari Bangli ini dibawakan oleh 20 hingga 64 penari dengan membawa senjata berwarna hitam yang menyerupai burung gagak. 8. Tari Baris Jangkang Nusa Penida Sumber Tari ini dibawakan oleh 8 hingga 12 penari laki-laki yang membawa senjata tombak panjang. Pakaian yang digunakan cukup sederhana, yaitu terdiri dari kain selendang, baju putih lengan panjang, udeng, kain kamen putih, saput kuning, dan celana putih. Tari yang terdapat di Dusun Pelilit, Pulau Nusa Penida Bali ini ditampilkan untuk mengiringi upacara keagamaan serta untuk membayar kaul sesangi. Tari Baris Jangkang diiringi dengan seperangkat Gamelan Batel yang terdiri dari dengdeng, cengceng, petuk, kendang, dan kempul. 9. Tari Baris Jojor Sumber Tari ini dibawakan oleh delapan 8 orang penari sambil membawa senjata sejenis tombak yang disebut Jojor. Tari Baris Jojor ini dapat ditemukan di daerah Karangasem, Bangli, dan Buleleng. 10. Tari Baris Ketekok Jago/ Poleng Sumber Tari ini ditarikan oleh sekelompok penari laki-laki dengan mengenakan pakaian hitam-putih atau disebut dengan pakaian poleng sambil membawa senjata tombak. Tari Baris Ketekok Jago biasanya ditampilkan saat upacara Ngaben atau Pitra Yadnya. 11. Tari Baris Kupu-Kupu Sempurna Sumber Tari ini dibawakan secara lincah dan dinamis karena menirukan gerak-gerik kupu-kupu yang sedang mencari makan. Sehingga, Tari Kupu-kupu Sempurna pun tidak memakai properti senjata. 12. Tari Baris Omang Sumber Tari ini dibawakan oleh delapan orang penari, diiringi dengan gamelan gong gede, dan ditarikan sambil membawa senjata. 13. Tari Baris Panah Sumber https//infoobjek. Tari ini dibawakan oleh 16 orang penari, diiringi dengan gamelan gong gede, dan para penarinya membawa senjata panah. Tari Baris Panah ini dapat ditemukan di daerah Kintamani. 14. Tari Baris Pendet Sumber Tari ini dibawakan oleh sepasang penari pria sambil membawa canang sari dan diiringi dengan gamelan. Dalam pertunjukannya, Tari Baris Pendet mudah ditemukan karena hampir bisa kita jumpai di seluruh wilayah Bali. 15. Tari Baris Presi Sumber infoobjek. Tari ini dibawakan oleh delapan orang pria dan diiringi dengan gamelan gong serta membawa senjata bernama Presi. Tari yang dapat ditemukan di daerah Singaraja dan Bangli ini biasa ditampilkan saat upacara Dewa Yadnya. 16. Tari Baris Tamiang Sumber anggaramahendra. Tari ini dibawakan oleh delapan orang penari, merupakan variasi dari Tari Baris Presi dan dapat ditemukan di daerah Singaraja dan Bangli. Di samping itu, tari ini dibawakan oleh para penari yang mengenakan pakaian kuning dan putih yang masing-masing melambangkan budha dan kesucian. 17. Tari Baris Tengklong Sumber Tari Baris Tengklong ini ditarikan oleh sekelompok laki-laki dengan membawa senjata pedang. Tari yang bisa ditemukan di Desa Pemedilan, Kota Denpasar ini hanya boleh dibawakan oleh warga Banjar Kerandan dan sekaa truna Banjar Kerandan dan biasanya dibawakan saat odalan di pura dan pada hari besar seperti Galungan Kuningan. 18. Tari Baris Tombak Sumber Tari ini dibawakan oleh 12 hingga 40 orang penari berpasangan. Diiringi gamelan gong gede, para penari membawa senjata tombak yang panjangnya kurang lebih tiga meter. 19. Tari Baris Wayang Sumber Tari ini dibawakan oleh penari laki-laki dengan diiringi gamelan batel sembari para penari juga menyanyikan tembang dan kidung. Tari yang menggunakan properti wayang ini biasanya ditampilkan pada upacara di Pura Dalem Manik Lumintang. Gerakan Tari Baris Sumber Unsur gerak Tari Baris sangat beragam mengingat jenisnya yang juga cukup banyak. Untuk mengetahui unsur gerak yang digunakan, Tari Baris Tunggal dapat menjadi salah satu acuannya. Dimana, Tari Baris Tunggal mempunyai empat unsur gerak, yaitu 1 tangkis yang merupakan perpindahan dari gerak satu ke gerak yang lain, 2 tandang yang merupakan berjalan, 3 tangkep yang merupakan ekspresi dari seorang penari, dan 4 agem yang merupakan sifat pokok seorang penari. Lalu bagaimana dengan gerak dasar Tari Baris? Berikut adalah beberapa contoh gerak dasar Tari Baris 1. Agem Yaitu gerak dengan postur tubuh tegap dengan posisi tangan kiri serang susu dan tangan kanan serang mata. 2. Malpal atau Berjalan Yaitu menggerakkan kaki secara bergantian seperti sedang berjalan 3. Ngeraja Singa Yaitu gerak dengan posisi telapak tangan terbuka sehingga terlihat seperti kuku binatang buas singa. 4. Ambil Pajeng atau Ambil Payung Yaitu gerak dengan tangan kiri bergerak seolah-olah seperti mengambil payung. 5. Tayong Yaitu gerak dengan tangan gerak mengayun mengikuti gerakan kaki yang sedang berjalan. 6. Napdap Gelung atau Megang Gelung Yaitu gerak dengan tangan kanan bergerak seperti memegang dan membenahi gelungan yang dipakai. 7. Mungkah Lawang atau Membuka Pintu Yaitu gerak yang menggambarkan sikap siap memulai tarian. 8. Ngombak Lantang Yaitu menggerakkan tangan sehingga menyerupai ombak dan kaki mengikuti gerakan tangan. Sumber Umumnya, berbagai jenis Tari Baris, termasuk Tari Baris Gede menggunakan pola lantai vertikal. Hal ini tidak lepas dari kata “baris” sendiri, yang pada umumnya membuat Tari Baris ditarikan dengan pola lantai berderet, berbaris, dan juga berjajar dengan bentuk garis lurus vertikal. Kostum, Aksesoris, dan Properti Sumber sttkalanganyar. Selain tarian yang hanya dibawakan oleh kaum laki-laki, ciri khas lain dari Tari Baris ini adalah busananya. Dimana semua penari mengenakan mahkota yang berbentuk segitiga berhiaskan kulit kerang yang berjajar secara vertikal di bagian atasnya. Di samping itu, para penari juga mengenakan pakaian warna-warni longgar menjuntai ke bawah dan bertumpu pada bagian pundak. Kostum ini akan memberikan efek dramatis saat menari karena busana ini akan mengembang ketika penari melakukan gerakan memutar dengan satu kaki. Di samping itu, secara umum, kostum yang dikenakan penari Tari Baris sifatnya sederhana dan dilengkapi dengan properti berupa senjata yang beragam, mulai dari panah, perisai, tombak, dan sebagainya. Namun ada pula Tari Baris yang dibawakan tanpa properti senjata, salah satunya yaitu Tari Baris Kupu-Kupu Sempurna. Tata Rias Sumber gustavothomastheatre. Dalam tari yang bersifat sakral seperti Tari Baris, biasanya tata rias yang digunakan tidak terlalu menitikberatkan pada sisi visualnya. Tata rias yang digunakan oleh para penari cenderung sederhana namun sarat akan makna. Salah satu contohnya yaitu penggunaan pamor di hidung, dahi, dan kedua pipi penari. Selain dianggap suci, penggunaan pamor ini dianggap dapat melepaskan diri dari ikatan status sosial dan juga bermakna sebagai penetralisir dan penyucian. Fungsi Tari Baris Sumber Secara keseluruhan, fungsi Tari Baris dapat dibedakan primer dan sekunder. Fungsi primer tari ini adalah sebagai sarana ritual, presentasi estetis, dan hiburan pribadi. Sedangkan fungsi sekunder dari tari ini yaitu sebagai media meditasi, media terapi, dan pengikat solidaritas masyarakat. Selain itu, mengingat Tari Baris termasuk dari jenis tari wali, maka pementasannya tidak lepas dari tujuan ritual dan upacara adat khusus. Makna Sumber Secara umum, Tari Baris menggambarkan ketangguhan dan ketangkasan seorang prajurit di masa lalu dengan persenjataan lengkap saat akan berperang. Beberapa ragam geraknya pun mempunyai makna tersendiri, yang diantaranya adalah posisi pundak penari yang diangkat hingga hampir sejajar dengan telinga, kedua lengan dalam posisi horizontal dan tegas, serta gerak delik mata penari atau selendet yang menggambarkan sifat hati-hati dan mawas para prajurit dalam menghadapi segala situasi sekitar. Demikian penjelasan tentang Tari Baris dari Bali. Semoga dengan pembahasan ini dapat meningkatkan sekaligus memperluas pengetahuan kita terhadap seni budaya Indonesia, khususnya Provinsi Bali. Sehingga kita semakin mencintai budaya yang kita miliki dan semakin bangga menjadi rak

TariBaris muncul sekitar abad ke-16 sebagai tarian sakral, bagian ritual keagamaan. Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-19, Tari Baris dipertunjukkan sebagai hiburan rakyat yang dimainkan oleh 1-2 orang dan bersifat non sakral atau biasa disebut Tari Baris Tunggal. Tarian Baris merupakan gambaran tentang ketangguhan para prajurit Bali.

Tari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana Penulis Community Writer, Ari BudiadnyanaKesenian di Bali tidak terlepas dari aktivitas ritual umat Hindu. Beberapa keseniannya bahkan sering dipentaskan juga dalam upacara keagamaan, seperti seni tari. Ada dua jenis seni tari di Bali. Yaitu seni tari wali Untuk ritual upacara keagamaan, dan seni tari balih-balihan Untuk pertunjukan atau hiburan.Kamu pernah melihat kesenian Tari Baris gak? Kesenian ini ada juga yang tergolong sakral lho. Satu di antaranya Tari Baris Katekok Jago. Berikut ini sejarahnya. Baca Juga Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali 1. Sejarah Tari Baris di BaliTari Baris Katekok Jago saat pelebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaDalam Lontar Usana Bali, bermula saat Raksasa Mayadanawa berhasil dikalahkan. Kemudian diputuskan untuk mendirikan empat buah kahyangan yang berdiri megah di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan itulah ditarikan tarian baris oleh widyadara, tari rejang oleh widyadari, dan para gandarwa sebagai penabuhnya. Seperti diketahui, legenda Mayadanawa terjadi pada saat Bali diperintah oleh Raja Sri Candrabhaya Singha lain yakni Kidung Sunda yang ditulis tahun 1550 menyebutkan ada tujuh macam bebarisan yang dipentaskan oleh Raja Hayam Wuruk, sehubungan dengan upacara pemakaman Raja Sunda yang tewas terbunuh dalam Perang Bubat. Satu di antaranya bebarisan bernama Tari Limping, mirip tari baris tombak yang ada di Bali saat Keberadaan Tari Baris Katekok Jago di Desa Adat Tegal, DarmasabaTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaSekitar tahun 1927, ada upacara Pitra Yadnya Upacara untuk orang yang meninggal atau leluhur di Jeroan Gede Tegal Darmasaba yang mementaskan Tari Baris Katekok Jago dari Tembau, Kesiman, Kota Denpasar. Masyarakat Banjar Tengah, Darmasaba, kepincut akan tari baris tersebut dan ingin mempelajarinya di bawah pimpinan Wayan Ngalis Almarhum adalah tokoh yang mengkoordinasi masyarakat untuk belajar Tari Baris Katekok Jago.Tari ini kemudian dipentaskan perdana di halaman Pura Gegelang bertepatan dengan upacara besar Ngenteg Linggih. Saat ini Desa Adat Tegal, Darmasaba, Kota Denpasar terkenal sebagai tempat yang memiliki tari baris langka Baris Katekok Jago memiliki ciri khas pakaian berwarna hitam dan putih. Sehingga sering disebut juga sebagai Tari Baris Poleng Hitam putih. Penarinya adalah orang-orang pilihan dan dilarang untuk menolaknya kecuali karena sakit. Baca Juga 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali 3. Tari Baris Katekok Jago memiliki fungsi ganda dalam upacara keagamaan YadnyaTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris Katekok Jago hanya dipentaskan pada saat ada upacara keagamaan Yadnya. Tari Baris ini memiliki fungsi ganda, yaitu untuk upacara Dewa Yadnya Berkaitan dengan para dewa dan Pitra Yadnya Untuk leluhur atau orang yang sudah meninggal yang tingkat upacaranya tergolong Baris yang dipentaskan dalam upacara Dewa Yadnya memiliki perlambang pengawalan para dewa saat turun ke Bumi. Para penari menari di areal pura menghadap ke arah pelinggih dengan formasi dalam upacara Pitra Yadnya memiliki perlambang pengawalan roh orang meninggal menuju ke tempat asalnya, atau sering disebut sebagai ngeruwak Tari Baris Katekok Jago saat upacara Pitra YadnyaTari Baris Katekok Jago saat upacara pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris yang dipentaskan saat upacara Pitra Yadnya contohnya seperti ngaben atau pelebon, mengawal sang arwah saat perjalanan dari rumah duka ke tempat ngaben atau pelebon. Tari baris sakral ini akan berjalan di depan iring-iringan jenazah. Hal ini bertujuan untuk mengawal sang arwah agar tidak diganggu oleh kekuatan-kekuatan di lokasi ngaben, Tari Baris ini akan mengawal jenazah atau layon saat diturunkan dari bade menuju ke tempat pembakaran atau lembu. Kemudian para penari akan menari menghadap jenazah atau lembu sebelum dibakar. Ini sebagai perlambang mengantarkan roh kembali ke asalnya. Baca Juga Makna Ngaben di Bali Menurut Lontar Yama Purwana Tattwa 5. Bentuk pementasan Tari Baris Katekok JagoTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris akan dipentaskan terlebih dahulu sebelum prosesi pembakaran jenazah. Gerakan tariannya sangat sederhana. Setiap perpindahan gending, para penari akan berteriak “Kuuuk.“Selain itu ada gerakan seperti sedang terbang Ngindang, yang dilakukan oleh pemimpin barisan. Kedua tangannya memegang kain seperti sedang terbang dan mendekati para penari lainnya dengan gerakan yang sama, namun dilakukan seperti jongkok. Lalu di akhir pementasan ditutup dengan gerakan perang, yang dilambangkan sebagai perang antara kebaikan dan kejahatan. Tentu saja perang ini akan dimenangkan oleh menyaksikan tarian sakral ini tidaklah mudah. Sebab memang hanya dipentaskan saat upacara-upacara dengan tingkatan utama seperti pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI, dan Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur yang dilaksanakan baru-baru ini. Baca Juga Profil Ida Cokorda Pemecutan XI, Raja Pemecutan Denpasar yang Wafat TariBali dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu : 1. Tari menurut fungsi. Seni tari Wali/Sakral (religius dance), tarian ini berfungsi sebagai pelengkap pelaksana dalam upacara keagamaan yang dilakukan di Pura pada saat upacara agama, sebagai pelaksana upacara dan upakara agama tidak pakai lakon contohnya tari Rejang, tari Pendet

Tari Baris Gede – Bali tidak hanya populer akan objek wisatanya yang mendunia tetapi juga kaya akan budayanya, termasuk seni tari Bali. Ada banyak tari Bali yang kerap dipentaskan ketika upacara adat dan bersifat sakral, salah satunya yakni tari baris gede. Tarian ini dibawakan oleh penari pria dan jumlahnya bahkan bisa puluhan penari dalam sekali pementasan. Kostum yang dikenakan adalah baju prajurit dan membawa senjata tradisional. Pasalnya, tarian ini menggambarkan bagaimana pria Bali yang tangguh saat terjadinya pertempuran di medan perang. Jika ingin tahu lebih dalam tentang tari baris gede dari sisi asal, sejarah, properti, gerakan, hingga fungsinya, di bawah ini adalah ulasannya Asal Tari Baris Gede Masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan tari baris, terutama bagi kaum laki-laki di Bali. Pasalnya, di Bali, setiap anak lelaki sebelum beranjak dewasa umumnya akan diajarkan tarian ini sebagai tarian pertama mereka. Asal kata nama Baris itu sendiri terdiri dari kata “Bebarisan” yang artinya formasi berbaris atau garis. Nama ini mengacu pada pasukan Bali kuno yang diutus para raja Bali untuk melindungi kerajaan saat adanya gangguan dari pihak luar. Karena terinspirasi dari peristiwa tersebut, tari ini selain bermakna sebagai tari patriotik juga syarat akan fungsi ritual. Tari ini kental akan kesan kematangan fisik penarinya, yakni dibawakan oleh minimal 8 penari hingga 60 penari laki-laki. Baca Juga Tari Barong Sejarah Tari Baris Gede Menurut Kidung Sunda yang memiliki titimangsa 1550M, ada tujuh jenis tari bebarisan yang seringkali dipentaskan pada perayaan upacara pemakaman. Biasanya perayaan tersebut berlangsung sekitar 5 minggu dan digelar oleh raja terbesar Majapahit, yakni Hayam Wuruk. Tari baris upacara juga termaktub dalam manuskrip Usana Bali. Hal ini bermula dari kalahnya raja Bedahulu yang kejam, yaitu Mayadenawa. Kemudian, Dewa Indra membangun Kahyangan di beberapa wilayah dan kemudian diadakan upacara dan “pesta”. Para widyadara menari baris, widyadari menari rejang, dan gandharwa menabuh gamelan khas Bali. Sejak itulah di banyak pura digelar tarian rejang dan baris. Jadi, menurut awal munculnya, tari baris merupakan bagian dari ritual keagamaan. Kemudian, jenis tari ini disebut dengan taris baris gede atau tari baris upacara. Pasalnya, tarian ini haruslah dibawakan secara berkelompok dan setiap penarinya mengenakan kostum tarian khusus dan senjata tradisional khas Bali. Tarian ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-8. Sayangnya, belum ada literatur yang menceritakan secara valid kapan tarian ini ada berbagai sejarah mendalam lainnya. Oleh karena itu, hingga kini tarian ini masih belum diketahui siapa penciptanya. Kini terdapat banyak varian baru dari tari baris dan biasanya namanya berdasarkan asal daerah, kostum, senjata, maupun atribut lain yang dikenakan dalam tarian. Misalnya, seperti tari baris katekok jago, dapdap, pendet, tamiang, dan yang paling populer adalah tari baris tunggal. Berbeda dengan baris gede, tari baris tunggal dipentaskan hanya untuk hiburan semata dan termasuk tarian non sakral. Sesuai namanya, tarian ini hanya dibawakan oleh satu hingga dua penari laki-laki saja dan gerakannya lebih enerjik dan kostum penarinya lebih berwarna. Jika pada baris gede penarinya membawa sebuah tombak, pada tari tunggal penari biasanya membawa sebilah keris yang diselipkan di belakang punggung. Jadi, perbedaan yang ketara pada baris gede dan baris tunggal terletak pada senjata yang dibawa, jumlah penari, dan fungsi tarian. Baca Juga Tari Bedana Properti Tari Baris Gede Setelah mengetahui sejarah panjang dari tari asal Bali ini, kini saatnya mengetahui properti yang dikenakan para penarinya. Pada umumnya, kostum yang dikenakan oleh para penari baris adalah sama. Hal yang membedakan antara tari baris gede dan varian tari baris lainnya hanyalah senjata maupun atribut yang dibawa. Pasalnya, senjata tersebut menjadi identitas tarian yang dibawakan. Untuk baris gede, properti yang digunakan adalah sebagai berikut Badong yakni hiasan kalung untuk menutupi bagian leher sampai dada bagian atas dan umumnya terbuat dari kulit hewan. Lamak adalah serupa dengan kain selendang yang panjangnya sampai bawah dan biasanya dikenakan di bawah badong. Awir yakni selendang yang ukurannya pendek dan menjutai serta dipakai di bawah badong. Biasanya pada tarian ini menggunakan 16 buah awir. Jaler adalah celana panjang berwarna putih. Stewel yakni hiasan yang fungsinya untuk membalut celana maupun jaler dari bawah lutut hingga pergelangan kaki. Gelungan kepala yaitu hiasan kepala yang bentuknya segitiga dan di kanan kirinya terdapat bunga. Baju yang dikenakan pada tarian ini adalah berlengan panjang dan berwarna merah. Tombak yakni senjata yang dibawa sebagai properti tarian. Biasanya warnanya adalah merah yang sebagai simbol sang pencipta. Baca Juga Tari Bedhaya Pola Lantai Tari Baris Gede Sama dengan tari tradisional lainnya, tari ini juga memiliki pola lantai tersendiri. Umumnya, tarian ini menggunakan pola lantai vertikal, sesuai dengan namanya yakni berbaris atau garis lurus. Lebih jelasnya, tarian ini menggunakan pola lantai berbaris, berderet, dan berjajar. Kemudian, nantinya akan membentuk garis vertikal atau garis lurus. Gerakan Tari Baris Gede Pada tarian ini, gerakannya akan menggambarkan tentang ketangguhan para prajurit Bali kuno. Oleh karena itu, gerakan yang ditampilkan para penarinya terlihat begitu tegas dan enerjik. Arti dari semua gerakan ini adalah gerakan yang kerap kali dilakukan saat terjadinya pertempuran. Dengan melakukan gerakan tersebut, maka prajurit menggambarkan bagaimana pertempuran tersebut berjalan di medan pertempuran. Untuk bisa lancar menarikan tari ini, penari membutuhkan waktu lama untuk mempelajarinya. Umumnya, untuk mempelajari baris gede dibutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan lamanya. Pasalnya, tarian ini membutuhkan kekompakan karena penari harus bisa menjaga jarak antar penari agar tidak saling bertabrakan satu sama lain. Selain itu, gerakan kaki dan tangan penari juga harus kompak dan sama antara satu dengan penari lainnya. Jika ingin tahu beberapa gerakan yang biasanya ada pada tarian ini adalah sebagai berikut 1. Agem Ini adalah gerakan utama serta awalan pada tubuh yang hendak bergerak sesuai iringan musik pengiring. Penari yang sedang melakukan gerakan agem yakni posisi tubuhnya yang tegap. Kemudian, posisi kedua bahu naik dengan posisi kedua tangan masing-masing sejajar sampai siku, lengan bawah ke depan dan posisi jari njrinjing. 2. Ngombak Lantang Pada gerakan ini, penari membuka tangannya dan menggunakannya sesuai dengan gerakan tombak yang dibawa. Sedangkan gerakan kaki akan mengikuti gerakan tangan sehingga keduanya memunculkan pola yang harmonis dan ritmis serta indah untuk ditonton. 3. Mungkah Lawang Dalam bahasa lokal Bali, gerakan ini berarti membuka pintu. Oleh karena itu, gerakan ini menceritakan tentang sikap penari yang hendak bersiap karena tarian akan dimulai. Sementara itu, gamelan khas Bali pun ikut serta dimainkan. 4. Napdap Gelung Pada gerakan ini, dalam bahasa Bali artinya yakni memegang gelung. Sedangkan gelung adalah alat yang biasanya digunakan untuk berperang. Pada posisi ini, penari akan bergerak dan kemudian membenahi gelung yang dikenakan. 5. Gerakan Tayong Penari yang melakukan gerakan ini akan mengayunkan kakinya seakan-akan sedang berjalan. Kemudian, pada tarian ini, gerakan akan dilakukan secara bersama-sama dan kompak sehingga membentuk pola lantai yang jelas dan lebih mudah diikuti. Keunikan Tari Baris Gede Pada tarian ini memiliki keunikan sendiri untuk membedakan dengan tari baris yang lainnya. Keunikannya yakni terdapat pada gerakan dan juga suara yang diserukan ketika menari. Berikut ini adalah beberapa keunikan dari tari tradisional kelompok yang asalnya dari Bali 1. Gerakannya Pada tarian ini, keunikan pertama ada pada gerakan penarinya. Kedua pundak penari akan dianggat setinggi telinga. Sedangkan kedua lengan penari hampir selalu ada di posisi horizontal disertai gerak yang tegas. Kemudian, mata para penari juga khas dan unik yaitu dengan mendelikkan mata yang selalu berubah-ubah. Gerakan mata selendet melambangkan sifat para prajurit yang selalu waspada dan awas atas situasi yang ada disekitarnya. 2. Adanya Suara yang Diserukan Hal unik lainnya pada tari bari sini yaitu terletak pada seru-seruan atau suara yang diserukan oleh para penari. Fungsi dari seru-seruan ini yakni sebagai penyemangat para penari. Sedangkan makna dari seru-seruan ini adalah seakan-akan memanggil ataupun menyambut kehadiran para Dewa yang turun ke mayapada. Fungsi Tari Baris Gede Seperti yang telah disinggung sebelumnya jika tari ini cukup sakral. Oleh karena itu, tarian ini tidak digelar untuk hiburan, berbeda dengan tari baris lainnya. Pada baris gede, fungsinya yakni sebagai pelengkap upacara masyarakat Bali. Dengan begitu, tarian ini hanya dipentaskan ketika ada upacara saja, bukan sebagai sarana hiburan seperti tari tradisional lain. Misalnya, baris gede akan ditampilkan ketika ada upacara persembahan hewan berkaki empat, atau dalam bahasa Bali yakni suku pat. Kemudian, upacara lainnya yang kerap mementaskan tari ini yakni upacara besar yang biasanya digelar di pura-pura, seperti upacara Danu Kertih. Tanya Jawab Tari Baris Gede Pertanyaan Apa itu Tari Baris Gede? Jawaban Tari Baris Gede adalah tarian tradisional dari Bali, Indonesia, yang biasanya dilakukan oleh sekelompok pria dengan gerakan yang kuat dan tegas. Tarian ini sering digunakan dalam acara adat atau perayaan besar. Pertanyaan Sejarah Tari Baris Gede berasal dari mana? Jawaban Tari Baris Gede berasal dari Bali, Indonesia dan merupakan salah satu tarian tradisional yang masih dipertahankan hingga sekarang. Beberapa sumber menyebutkan bahwa tarian ini berasal dari masa Hindu-Buddha pada abad ke-9 hingga ke-15. Pertanyaan Apa tujuan Tari Baris Gede dalam kebudayaan Bali? Jawaban Tari Baris Gede memiliki beberapa tujuan dalam kebudayaan Bali, di antaranya adalah sebagai bentuk penghormatan dan pemujaan terhadap dewa-dewi, sebagai ungkapan kebahagiaan dan kebahagiaan, dan untuk memperingati acara-acara besar atau perayaan. Tarian ini juga dianggap sebagai bentuk seni yang menyampaikan nilai-nilai tradisional dan budaya Bali kepada generasi muda. Kumpulan Pertanyaan dan Jawaban Tentang Tari Baris Gede Berikut adalah beberapa pertanyaan dan jawaban tentang Tari Baris Gede Pertanyaan Apa itu Tari Baris Gede? Jawaban Tari Baris Gede adalah tarian tradisional dari Bali, Indonesia. Tari ini biasanya dimainkan oleh pria dewasa dan memiliki gerakan yang kuat dan memukau. Tari ini sering dimainkan pada acara-acara adat seperti upacara pernikahan, pemakaman, dan lainnya. Pertanyaan Sejarah Tari Baris Gede? Jawaban Sejarah Tari Baris Gede tidak diketahui dengan pasti, namun dipercaya bahwa tari ini berasal dari tradisi Hindu-Buddha di Bali. Tari ini diyakini telah ada sejak abad ke-16 dan terus dipelihara dan diteruskan hingga saat ini sebagai bagian dari budaya tradisional Bali. Pertanyaan Apa yang membedakan Tari Baris Gede dari tari lainnya? Jawaban Tari Baris Gede memiliki gerakan yang kuat dan memukau, yang membedakannya dari tari lainnya. Tari ini juga memiliki unsur musik dan kostum yang khas dan hanya dimainkan oleh pria dewasa. Ini membuat tari ini unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Pertanyaan Apa tujuan Tari Baris Gede? Jawaban Tujuan utama Tari Baris Gede adalah untuk menyampaikan kekuatan, kepercayaan diri, dan semangat kaum pria dewasa dalam masyarakat. Tari ini juga digunakan untuk menyambut tamu penting pada acara-acara adat dan untuk memohon berkah dan perlindungan dari kekuatan jahat. Penutup Tari Baris Gede Itulah ulasan yang menarik tentang tari baris gede yang sakral. Meskipun di Bali memiliki beragam jenis tari baris, tari ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan tari baris lainnya. Karena sifatnya yang sakral. Hingga saat ini, baris gede masih kerap dipentaskan ketika ada upacara keagamaan di Bali. Tari Baris Gede

Sifattarian ini tidak memiliki batasan, baik pola lantai, koreografer, hingga pola lantainya. Oleh karena itu, setiap penari memiliki gerakan yang berbeda-beda ketika menarikan tari pedang mualang. Meskipun gerakannya tidak sama, namun gerakannya harus sesuai dengan makna tarian tersebut. 9. Tari Kondan
- Tari Baris merupakan salah satu kesenian dari Pulau Dewata yang masih lestari hingga saat ini. Tari Baris merupakan salah satu jenis tari perang yang menggambarkan sikap ksatria pria Bali. Sebagai tari perang, maka cerita yang dibawakan dalam tarian ini berkutat pada seorang pria sebelum ke medan juga Tari Perang, Melambangkan Kepahlawan dan Kegagahan Rakyat Papua Tarian ini juga bercerita tentang ketangguhan pria Bali serta kemantapan kepemimpinannya. Tarian tradisional asal Bali ini dipentaskan dengan diiringi oleh suara musik gamelan. Sejarah Tari Baris Tari Baris diperkirakan telah dikenal oleh masyarakat Bali sejak abad ke-16. Perkiraan asal-usul Tari Baris ini berdasarkan catatan pada Kidung Sunda yang diperkirakan berasal dari tahun 1550 Masehi. Dalam catatan tersebut disebutkan adanya tujuh jenis tari baris yang dipentaskan dalam upacara kremasi di Jawa Timur. Dari keterangan tersebut, diduga kuat Tari Baris yang dikenal di Bali saat ini dahulu merupakan bagian dari ritual keagamaan. Adapun jenis Tari Baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan masih ada sampai sekarang, yaitu Tari Baris Gede. Baca juga Tari Payung dari Sumbar Sejarah, Gerakan, Pola Lantai, dan Properti Selain dari Kidung Sunda, catatan tentang tarian ini juga terdapat dalam manuskrip Usana Bali. Dijelaskan bahwa Dewa Indra membangun Kahyangan di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran. Pembangunan Kahyangan itu dilakukan setelah seorang raja Bedahulu yang lalim bernama Mayadenawa dapat dikalahkan. Setelah pembangunan itu, digelar upacara dengan beberapa pementasan, seperti Tari Rejang, Tari Baris, hingga menabuh gamelan. Sejak saat itu ada pementasan Tari Rejang dan Tari Baris di pura-pura. Varian Tari Baris Tari Baris Tunggal merupakan varian tari baris yang dibawakan oleh 1-2 penari, dan tidak berkaitan dengan upacara adat. Tari Baris memiliki beberapa varian. Varian pertama adalah Tari Baris Gede yang merupakan bagian dari upacara keagamaan. Tari Baris Gede ini cukup sakral dan ditarikan oleh delapan sampai 40 orang. Para penari juga dilengkapi dengan pernak-pernik senjata tradisional sesuai dengan di mana tarian dipentaskan. Tari Baris upacara ini sering diidentifikasi dari senjata, alat upacara yang dibawa, warna, hingga kekhasan tariannya. Baca juga Tari Sintren, Tarian Mistis dari Cirebon Makna dan Keunikan Selain itu ada pula varian Tari Baris yang tidak untuk ritual keagamaan, yang disebut Tari Baris Tunggal. Varian Tari Baris Tunggal dipentaskan oleh 1-2 penari, dengan ciri khas gerakan yang lebih energik dan busana lebih berwarna. Tari Baris Tunggal mengisahkan pemuda Bali yang gagah berani dengan jiwa kepahlawanan yang kuat. Selain tarian untuk upacara dan Tari Baris Tunggal, ada beberapa varian lain dalam tarian ini, di antaranya - Tari Baris China Yaitu tari baris yang mendapat pengaruh kebudayaan Tiongkok pada busana, gerakan, dan iringan. Tari Baris ini ditampilkan pada Upacara Yadnya, dengan penari yang tampil menggunakan celana dan baju panjang. - Tari Baris Ketekok Jago Tarian ini dipentaskan oleh sekelompok penari laki-laki yang menggunakan pakaian berwarna hitam dan putih. Senjata yang dibawa yaitu tombak yang berhias kengelang-gelang putih hitam. Wikimedia Commons Tari Baris Tunggal- Tari Baris Pendet Tarian ini ditampilkan dengan sesaji canang sari dan biasa digelar di Desa Tanjung Bungkak. Penari Baris Pendet membawa canag oyod, yaitu sebuah canang dengan tumpukan bunga menyerupai tumpeng. Varian tari baris ini dipentaskan setiap 6 bulan sekali tepat pada odalan di Pura Dalem Tanjung Bungkak. Baca juga Cerita Tari Janger Asal Bali, Sejarah, Gerakan, dan Properti Gerakan Tari Baris Dalam artikel ini, gerakan yang akan dibahas adalah varian Tari Baris Tunggal. Secara umum, gerakannya menceritakan ketangguhan prajurit Bali pada masa lalu. Pundak penari akan diangkat setinggi telinga untuk menggambarkan kedua lengannya nyari selalu pada posisi horizontal dengan gerakan yang tegas. Selain itu ada gerakan khas yaitu selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerakan selendet ini mencerminkan seorang prajurit yang selalu awas dan waspada terhadap keadaan sekitar. Gerakan tarian itu turut dipertegas oleh suara iringannya yang berperan penting dalam pertunjukan. Gamelan yang mengiringi Tari Baris Tunggal antara lain Gong kebyar, Semar pegulingan, Palegongan, Angklung kebyar. Kemudian Gong suling, Gong gede, Cumang kirang, Gamekan pajoge, dan gamelan pegandrungan. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
. 193 208 358 112 452 132 497 313

gerakan baris tidak disebut tari karena baris