Dalamperjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militerPRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI,Pepera di
 Militer Militer Indonesia Senin, 1 November 2021 - 0510 WIB VIVA – Momen membanggakan terlihat di Markas Komando Batalyon Infanteri 405/Surya Kusuma Mako Yonif 405/SK, saat seorang Perwira Menengah Pamen TNI Angkatan Darat datang. Ya, sosok itu adalah Letkol Inf Teguh Eko riuh meliputi Mako Yonif 405, Wangon, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu 30 Oktober 2021, saat mantan Kepala Seksi Operasi Komando Resor Militer 151/Binaiya Kasiops Korem 151/Binaiya tersebut tiba. Tepuk tangan, hentakan kaki dan teriak lantang lagu Mars Yonif 405/Surya Kusuma para prajurit, menyambut kedatangan Letkol Inf Teguh Eko Efendi. Tak hanya itu, para prajurit pasukan yang berjuluk Banteng Loreng juga berjajar rapi sambil mengangkat pedang yang dikenal dengan istilah pedang laporan yang dikutip VIVA Militer dari situs resmi Yonif 405/Surya Kusuma, momen tersebut merupakan tradisi penerimaan pejabat baru di jajaran Yonif 405/ Letkol Inf Teguh Eko Efendi adalah pejabat baru Komandan Yonif 405/Surya Kusuma Danyonif 405/SK. Nantinya, alumni Akademi Militer Akmil 2003 itu akan menggantikan posisi Danyonif 405/SK sebelumnya, Letkol Inf Kresna Santy kesempatan itu juga, Letkol Inf Kresna Santy Dharma memimpin seluruh prosesi penerimaan pejabat baru Danyonif 405/Surya Kusuma. Halaman Selanjutnya Letkol Inf Kresna Santy Dharma merupakan abituren Akmil 2002 yang sebelumnya ditunjuk menjadi Danyonif 405/Surya Kusuma pada 2 Agustus 2020. Saat itu, ia menggantikan posisi Letkol Inf Ikhsan Agung Widyo Wibowo.
Februari2003 tentang Petunjuk Induk Penyediaan Prajurit TNI. Taruna Akmil, AAL, AAU yang tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya karena alasan akademis. (3) Mantan prajurit golongan pangkat Bintara. Kegiatan pemeliharaan kemampuan semakin menonjol apabila kemampuan yang sudah dicapai tidak berkembang lagi, karena potensi puncak

Infanteri 1. Constantinus Rusmanto 2. Dhanang Agus Setiawan 3. Bayu Anjas Asmoro 4. Goklas Pirtahan Silaban 5. Muhammad Syafii Nasution 6. Anggun Wuriyanto 7. Sugiharto 8. Hermanto 9. Andri Suratman 10. Eka Wira Dharmawan 11. Dwi Harry Wibowo 12. Jeffry Satria 13. Bayu Sigit Dwi Untoro 14. Rizky Aditya 15. Toni Oki Priyono 16. Ahmad Alam Budiman 17. Paruhum Siregar 18. Sumardi 19. Misael Marthen Jenry Polii 20. Danang Biantoro 21. Aan Fitriadi 22. Awaloeddin 23. Priyo Handoyo 24. Roni Sugiarto 25. Kurniawan Agung Sancoyo 26. Alexander Terangta Parangin-Angin 27. Afriandy Bayu Laksono 28. Ardi Wicaksono 29. Ginanjar Wahyutomo 30. Boni Berdian 31. Afiid Cahyono 32. Fajar 33. Andi Utama 34. Yudhi Yahya 35. Hamzah Budi Susanto 36. Suryanto 37. Eka Satrianto 38. Marolop Edison Bala Hutapea 39. Iqbal Makmur 40. Galih Candra Buana 41. Hari Santoso 42. Muhammad Faizal Rangkuti 43. Topan Angker 44. Tommy Yudistyo 45. Mochammad Renaldy Herbowo 46. Muhammad Amin 47. Sriyono 48. Jonathan Nidio Aprimanda 49. Gani Rachman 50. Mohammad Syaifuddin Fanany 51. Hadrianus Yossy Suherman Buanan 52. Dedy Dwi Cahyadi 53. Fajar Akhirudin 54. Fairuzzabadi 55. Deden Ganjar Maulana 56. Dhuwi Hendradjaja 57. Ahmad Sobirin 58. Reno Handoko 59. Evid Nirwan E. 60. Jarot Susanto 61. Kadek Muliarsa 62. Monfi Ade Candra 63. Andika Ari Prihantoro 64. Andi Ariyanto 65. Torang Parulian Malau 66. Mokhamad Husnur Rofiq 67. Aribowo Dwi Hartanto 68. Dwi Widodo 69. Ferdyanto 70. Jon Patar Hasudungan Banjarnahor 71. Triyono Hadiyanto 72. Adri Asmara Yudha 73. Andhika Baroto Chrishastantyo 74. Himawan Ady Sutanto 75. Yoannes Andy Wibowo 76. Ujang Kosidin Jamar 77. Andri Sagita Putra 78. Suratman 79. Hery Eko Prabowo 80. Arif Hermad 81. Morison C. Karundeng 82. Ari Iswoyo Timur 83. Muhammad Zia Ul Haq 84. Khusnun Dwi Putranto 85. R. Henra Sukmadjidibrata 86. Irenius Yosmen Pasereng 87. Ade Pribadi Siregar 88. Saeri 89. Herbert Rony Parulian Sinaga 90. Ahmad Saleh Rahanar 91. Bambang Raditya 92. Putra Negara 93. Acep Priatno 94. Anjar Ari Wibowo 95. Moh. Sujoko 96. Erry Dwianto 97. Dani Sumantri 98. Rahmat Cahyo Dinarso 99. Ahmad Fauzi 100. Reynold Sahat Hasiholan Tamba 101. Agus Priyo Pujo Sumedi 102. Aris Setiawan 103. Arif Kusnandar 104. Indar Irawan 105. Guntung Dwi Prasetyo 106. Nasli 107. Hirta Juni Adriansyah 108. Davit Sutrisno Sirait 109. Alber Inkiriwang 110. Yudha Setiawan 111. Kemas Muhammad Nauval 112. Aryo Priyoutomo Soedojo 113. Sapto Dwi Priyono 114. Andika Suseno 115. Togu Pandapotan Gabariel Malau 116. Triano Iqbal 117. Nugraha 118. Octavian Englana Partadimaja 119. Roliyanto 120. Abdul Rizka Fitrawan 121. Teguh Eko Efendi 122. Yudy Ardiyan Saputro 123. Alex Donald Maritua Lumban Gaol 124. Benny Angga Ambar Sooro 125. Mutakbir 126. Hendra Mirza 127. Rudianto Hamdani Damanik 128. Ronny Wijaya Koesuma 129. Un Wahyu Nugroho 130. Putra Andika Trihatmoko 131. Albert Frantesca 132. Andreas Yudhi Wibowo 133. Rudolf Gleend Paulus 134. Audhie Miquel Akwan 135. Budi Setiadi 136. Sri Widodo 137. Alexander Eko Setiawan 138. Andar Subegti 139. Heru Eko Saputro 140. Helmy 141. Tri Purwanto 142. Tri Kusuma Agni 143. Yoga Yastinanda 144. Teguh Dwi Raharja 145. Robil Syaifullah 146. Thakiyuddin Subki 147. Augustiar Adinegoro 148. Agus Satro Wibowo 149. Vicky Heru Harsanto 150. Galih Bramantyo 151. Akhiruddin 152. Baskoro Wijaya Atmanto 153. Rully Noriza 154. Wahyu Yunus 155. Riza Taufiq Hasan 156. Doni Firmansah 157. Belly Somba Harahap 158. Harri Feriawan 159. Budi Kurniawan 160. Ronald Michael 161. Fikky Nur Kuncoro Jati 162. Budi Sasmoyo 163. Ary Susetyo 164. Sapto Ari Prabowo 165. Hendra Suryaningrat 166. Nursaid Mattaya 167. Sunardi 168. Jeffry Rizald Yacub 169. Irsyad Mahdi Pane 170. Yuliansa Fitra 171. Ali Ramadhan Siregar 172. Hariyanto Hendrik 173. Deny Ahdiani Amir 174. Irfan Hidayat Arif Lubis 175. Raden Herman Sasmita 176. Amri Nico Dewantoro 177. Andy Irawan 178. Dony Fatra 179. Andri Army Yudha Ardhi Tama 180. Gatot Prihambodo 181. Antony Triwibowo 182. Andi Lulianto 183. Lukman Permana 184. Afrianto Dolly 185. Tubagus Muhamad Qomarudin Chaulani 186. Denny Salu Rerung 187. Adi Swastika 188. Mohammad Miftahor Riski 189. Tommy Firmansyah 190. Khairil Anwar 191. Bayu Kriswandito 192. Rangga Bayu Widiartha 193. Rachmat Yunus 194. Hudallah 195. Nanang Agung Wibowo 196. Yohanes Heru Wibowo 197. Arief Nurbianto 198. Mochamad Ali Kunto Wibisono Kartoredjo Kavaleri 1. Suharto 2. Muslim Rahim T. 3. Aidil Hajri 4. Raden Gustaman Wiradinata 5. I Nyoman Artawan 6. Ino Dwi Setyo Darmawan 7. Andhi Ardana Valeriandra Putra 8. Taufik Dwinova 9. Faizal Arief Maulana Y. 10. Maryoto 11. Andi Yusuf Kertanegara 12. Dani Prasetyo Wibowo 13. Gagang Prawardhana 14. Devid Eko Junanto 15. Mahdan Almahirsyah 16. Jhon Budiman Christian Simarmata 17. Nugraha Yudha Prawiranegara 18. Hendra Luthfi Ichsani Nur 19. Nanang Sujatmiko 20. Hari Agus Prasetyo 21. Hartono 22. Andri Budi Negoro 23. Sajidin Riswandi 24. Bayu Sandhya Dharma 25. Soaduon Dody Dapot Simanjuntak 26. Aditya Maulana Artileri Medan 1. Danny Arianto Pardamean Girsang 2. Yoki Efriandi 3. A. Achmad Afandi 4. Andang Radianto 5. Joni Aristiawan 6. Suhendra Chipta 7. Ari Sugiharto 8. Hardian Sudarmono 9. Leonardo Kurnia 10. Nikolas Sirilus 11. Yudhi Ari Irawan 12. Arief Budiman 13. Dede Sudrajat 14. Yoga Permana 15. Suryadi 16. Edi Yulian Budiargo 17. Kukuh Pramono Wisudo 18. Didik Kurniawan 19. Bani Kelana Sepang 20. Adin Suroyo 21. Yusuf Adriyanto 22. Boby 23. Arif Gunawan 24. Ferdy Pongsamma 25. Arif Yudo Purwanto Arhanud 1. Rendra Febrandari Suparman 2. Helmy Ariansyah 3. Patrick Arya Bima 4. Riyanto Budi Nugroho 5. Doman Endro Pramono 6. Dodo Sahata 7. Agus Nur Fujianto 8. Alexander Achmad 9. Rimba Anwar 10. Noor Iskak 11. Kiki Aji Wiryawan 12. Erik Novianto 13. Bayu Buana Suryo Samodro 14. Franciscus Xaverius Agus Sulistio 15. Pryoni Palebangan 16. Dedy Hendaryatmoko 17. Muliyadi 18. Hadiriyanto 19. Syarif Syah Banjar 20. Harri Feriawan 21. Muhammad Yudha Purnawan Zeni 1. Alfian Rachmad Purnamasidi 2. Victor Virganthara Taunay 3. Setiawan Nur Prakoso Utomo 4. Sabar Chandra Gufta Panjaitan 5. Nooris Agus Rinanto 6. Donny Pramudya Mahardi 7. Yudo Aji Susanto 8. Slamet Riyadi 9. Yoga Febrianto 10. Eko Cahyo Setiawan 11. Suprobo Harjo Subroto 12. Angga Wijaya 13. Adityo Bangun Pratomo 14. Renggo Yudi Ariesko 15. Arif Wibisana Mosyadharma Jusuf Prihatma 16. Bambang Setyo Triwibowo 17. Yuli Hartanto 18. Dhanisworo 19. Bambang Santoso 20. Priyo Hindrarto Polisi Militer 1. Harry Mulia Simarmata 2. Octorio Caesar Topografi 1. Angga Nurdyana 2. Niko Aryance Ady Saputra 3. Wahyu Alfian Arisandi

11070058550285Wadan Satlak Hartib Denpom IV/4 Pomdam IV/Dip - Akmil / 2007 - Diksarcab / 2008 - Suspa Idik / 2009 - SMU / 2003 - S1 / 2010 SUSBA/TA RADOP VIII. 3 4 1. 2 Dst.. Catatan : - Bagi calon peserta yang sudah memiliki Dikbangspes/Dikbangum agar dicantumkan di surat pengusulan. - Melampirkan riwayat hidup (RH) terbaru calon.

Home Hankam Minggu, 10 Juli 2022 - 2046 WIBloading... Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan tengah salam komando bersama Letkol Inf Rizky Iriano Silalahi kanan dan Letkol Inf Achmad Munir usai sertijab Kepala Penerangan Kopassus. Foto/Pen Kopassus A A A JAKARTA - Letkol Inf. Rizky Iriano Silalahi resmi menjabat sebagai Kepala Penerangan Kapen Kopassus menggantikan Letkol Inf. Achmad Munir yang mendapat tugas baru sebagai Kepala Informasi dan Pengolahan Data Kainfolahta Kopassus. Serah Terima Jabatan Sertijab Kapen Kopassus telah dilaksanakan di Markas Komando Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur pada Jumat, 8 Juli 2022. Sertijab dipimpin langsung Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan. "Saya berharap agar dapat mengabdi dan berkarya dengan lebih baik lagi," kata Mayjen TNi Iwan Setiawan. Letnan Kolonel Inf. Rizky Marlon Iriano Silalahi merupakan lulusan terbaik Akademi Militer Akmil 2002 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Peraih predikat Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama ini memiliki segudang pengalaman di satuan penanggulangan antiteror Gultor Sat-81 Kopassus. Baca Juga Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 16 Desember 1980 ini mengawali karier militernya dengan menjabat sebagai Danunit Yon 11 Grup 1/Kopassus, kemudian Dantim Cakra Sat-81 Kopassus. Selanjutnya sebagai Dantim 2 Yon 811/Aksus Sat 81 Kopassus selama setahun periode 2009—2010. Rizky kemudian diangkat menjadi Pasi 2/Ops Yon 811/Aksus Sat 81 Kopassus dalam kurun waktu 2010-2011. Selanjutnya menduduki posisi sebagai Pa Ops Sat-81 Kopassus selama dua tahun sejak 2011-2013. Setelah dua tahun sebagai Pa Ops Sat-81 Kopassus, Rizky diangkat menjadi Kasi 4/Log Sat-81 Kopassus periode 2013-2014. Baca Juga Selanjutnya, Kasi 2/Ops Sat-81 Kopassus selama setahun sejak 2014 hingga 2015. Jabatannya naik dengan menjabat sebagai Danden Teknik Sat-81 Kopassus pada 2015-2016. Meski sempat keluar dari satuan penanggulangan teror, namun Rizky tetap berada di pasukan elite TNI AD tersebut dengan menjabat sebagai Dandenma Grup 2 Kopassus 2016-2017. Lulusan SMA Taruna Nusantara ini kemudian mengikuti pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat Seskoad pada 2017 sebagai pamen Kopassus. Lulus dari Seskoad, Rizky diangkat menjadi Pabandya Ops Kopassus selama setahun periode 2017-2018. Kariernya semakin mentereng dengan diangkat sebagai Danyon 811/Aksus Sat-81 Kopassus selama dua tahun sejak 2018 hingga 2020. Setelah dua tahun bertugas di teritorial dengan menjabat sebagai Dandim 1702/Sarmi pada 2020-2022, Rizky akhirnya kembali ke Korps Baret Merah sebagai Kepala Penerangan Kapen Kopassus. cip tni ad perwira tni ad kopassus danjen kopassus rizky marlon iriano silalahi Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 9 menit yang lalu 32 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu Sepanjangyang sudah dikenal masyarakat luas nama Erwin Sudjono bukanlah tipe pemimpin militer karbitan, atau yang matang dengan dikarbit. Dalam perjalanannya siapa pulakah yang menduga kalau Letkol Erwin Sudjono, seorang Danrem 121/ABW Kalimantan Barat di lingkungan Kodam VI/Tanjungpura, yang memimpin daerah ini berhasil meredam Senin, 14 Februari 2022 0505 Reporter Merdeka Komandan KRI Bima Suci Letnan Kolonel Letkol Laut P Waluyo. ©2022/Antara - Letnan Kolonel Letkol Laut P Waluyo punya cerita inspiratif. Dia adalah Komandan Kapal KRI Bima Suci. Sebuah kapal layar latih milik Tentara Nasional Indonesia TNI Angkatan Laut AL. Semasa kecil, Waluyo sama sekali tidak pernah bercita-cita menjadi seorang TNI. Terlintas pun tidak dipikirannya. Mungkin, hal itu juga dilatarbelakangi kondisi ekonomi keluarganya yang tidak seberuntung teman-temannya. Ketika menempuh pendidikan di sekolah dasar SD hingga berlanjut ke sekolah menengah pertama SMP, dia harus hidup dalam kesederhanaan. Bahkan, salah satu puncak terpahit dalam hidupnya adalah terpaksa harus memupus mimpi untuk bisa menyambung pendidikan ke sekolah menengah atas SMA. Alasannya, tidak memiliki biaya. Luapan kesedihan dan perasaan iba karena tidak bisa melanjutkan pendidikan ia tumpahkan. Dia ingat betul memiliki seorang teman sejak duduk di bangku SD hingga SMP melanjutkan studi ke SMA. Sementara, Waluyo hanya bisa menahan impiannya dan seakan pupus karena terhalang masalah finansial. "Teman saya langsung masuk SMA, sementara saya harus berhenti karena orang tua saya tidak mampu," kenang Letkol Laut P Waluyo. Seperti dilansir Antara. Rasa gigih dan tidak kenal kata menyerah sepertinya sudah ada dalam dirinya sejak masih remaja. Tergambar ketika ia melihat dan menatap hasil Daftar Nilai Ebtanas Murni DANEM SMP Tahun 1991/1992 miliknya. Secarik kertas putih dan sedikit buram, namun masih terlihat jelas tertulis sejumlah deretan nilai Waluyo remaja. Waluyo merupakan siswa lulusan SMPN 1 Karanganyar, Rayon Kebumen, Jawa Tengah. Pada saat dia menamatkan studi, ada enam mata pelajaran DANEM. Hasil yang diperolehnya juga cukup atau terbilang bagus atau setidaknya sayang jika tidak melanjutkannya ke bangku SMA. Melihat rata-rata nilai yang diraihnya, Waluyo merasa layak dan bisa masuk ke sekolah favorit di daerah Gombong. "Saya kasihan dengan NEM saya ini. Saya harus memanfaatkannya untuk melanjutkan sekolah," kata dia sembari dari 4 halaman Menjadi Kuli Bangunan Demi menyambung ke sekolah favoritnya, Waluyo menanamkan tekad kuat dan rela menjadi kuli bangunan. Itu adalah satu-satunya cara agar dia bisa melanjutkan pendidikan meskipun ia sadar betul harus tertinggal sekian tahun dari teman-teman seusianya. Baginya, menjadi tukang atau kuli bukanlah sebuah kehinaan melainkan jadi suatu pelecut semangat demi menggapai mimpi. Selama dua tahun, Waluyo bekerja keras menjadi kuli. Dia ikut bersama kakaknya yang bekerja sebagai kuli bangunan. Selain untuk menyambung pendidikan sebagaimana yang didambakannya, tentu saja hal itu sekaligus untuk membantu meringankan beban orang tua yang terhimpit masalah ekonomi. Setelah dua tahun bekerja sebagai kuli, uang atau upah yang ia terima selama itu selalu ditabung. Pada akhirnya, saat penerimaan siswa tahun ajaran baru, Waluyo ikut mendaftar ke SMA favoritnya yakni SMA Negeri Gombong. "Alhamdulillah, saya mendaftar dan diterima," ujar dia. 3 dari 4 halaman Masuk Akmil Bermodal Doa Seiring berjalannya waktu, Waluyo menikmati masa-masa mengenakan seragam putih abu-abu. Pada suatu momen, sekolahnya kedatangan para Taruna Akademi Militer Akmil. Tidak disangka, dari beberapa Taruna Akmil yang datang ke sekolahnya, Waluyo seolah mengenali satu di antaranya. Dia cukup kaget dan haru melihat teman sewaktu SD dan SMP kini telah menjadi Taruna Akmil. Sejak kejadian itu, dia terinspirasi menjadi taruna layaknya temannya. Setelah menamatkan pendidikan, ia mendatangi kedua orang tua dan kerabat terdekat menyampaikan keinginan menjadi seorang taruna. Satu persatu, Waluyo menyambangi sanak familinya sembari meminta doa agar diterima menjadi taruna. Pada saat akan mendaftar calon Taruna Akmil, Waluyo menegaskan hanya bermodalkan doa dari kedua orang tua dan keluarga besar. "Saya hanya minta doa restu, saya ingin mendaftar taruna," kata dia. Kekuatan doa orang tua, saudara, kakek, nenek dan keluarga besar membawa berkah yang begitu besar kepada Waluyo. Ia dinyatakan lulus dan diterima di TNI AL. Kini, ia dipercaya oleh TNI menjabat sebagai Komandan Kapal KRI Bima Suci. 4 dari 4 halaman Dulu Kuli Kini Tentara AD Selain Letkol Laut P Waluyo, kisah penuh perjuangan juga dialami Prada Haidir Anam. Perjalanannya untuk menjadi TNI tidak jauh beda dengan Komandan Kapal KRI Bima Suci tersebut. Sebelum jadi TNI Angkatan Darat AD, dia dulunya merupakan seorang tukang atau kuli bangunan. Sekitar medio 2021, Prada Haidir Anam menyelesaikan pendidikannya. Semasa menjadi kuli bangunan, Prada Haidir Anam memiliki seorang sahabat yang juga kuli bangunan di Markas Besar Mabes TNI AD yang bernama Sandi. Dalam perjalanan hidupnya, sosok Sandi memiliki peran besar atas apa yang telah diraih oleh Prada Haidir Anam saat ini. Meskipun memiliki penyakit dan keterbatasan, Sandi banyak membantu sahabatnya itu ketika ikut seleksi masuk TNI. Sandi Rihata, sahabat Prada Haidir Anam mengaku senang dan bahagia karena teman seperjuangannya berhasil menjadi prajurit TNI. Pada saat pelantikan Prada Haidir Anam, Sandi tidak bisa hadir langsung karena sakit. Ia kecewa karena tak bisa bertemu dengan sahabatnya yang kini jadi prajurit TNI tersebut. "Sebenarnya Sandi ingin sekali bertemu Anam, tapi karena sakit tidak bisa datang," ujarnya. Namun, perasaan kecewa tersebut terbayar lunas saat Prada Haidir Anam datang langsung ke Mabes AD menemuinya dan rekan-rekan seperjuangan waktu masih bekerja sebagai tukang bangunan. Dari dua kisah perjalanan hidup personel TNI tersebut mengajari kita semua banyak hal. Setidaknya, dalam situasi tersulit pun cita-cita tetap bisa diraih asalkan memiliki semangat dan tekad yang kuat. [noe]Baca jugaPanglima TNI dan Kasal Bertemu Bahas Pemindahan Koarmad I ke Tanjung UbanPotret Keakraban Raffi Ahmad & Kasal TNI Yudo Margono, Main Bulutangkis di Mabes ALNasib Jadi Anak TNI, Wanita Ini Curhat Soal Sikap Bapaknya yang Selalu Ingin TahuKisah Pria Gugur 7 Kali Daftar TNI, Sujud Cium Kaki Ibunda Sukses Jadi TamtamaNekat! Pekerja Honorer Satpol PP Ngaku Bisa Loloskan Tes TNI AL, Tarifnya Segini Inidaftar Komandan Korem 041/Garuda Emas (Gamas) yang sudah dua periode dipimpin Jendral Bintang 1 atau Brigjen. Secara keseluruhan sudah ada 37 Danrem yang memimpin Korem 041/Gamas. Mayjen Yanuar Adil adalah alumni Akmil 1988 yang usianya masih 54 tahun. Letkol Inf Barlian (1946—1949) Kolonel Inf Barlian (1949) Letkol Inf Z.
TRIBUNCIREBON,COM, CIMAHI - Sosok Letkol Inf Rio Neswan SE MM MIK yang dilantik menjadi Komandan Brigade Infanteri 15/Kujang II, Kodam III/Siliwangi, Rabu 16/2/2022. Letkol Inf Rio Neswan menggantikan komandan sebelumnya, Kolonel Inf Budiawan Basuki. Dengan menjadi Komandan Brigif 15/Kujang II, pangkat Rio Neswan pun menjadi Kolonel Infanteri. Sebelumnya Letkol Inf Rio Neswan menjabat sebagai Pabandya-2/Seldik Spaban IV/Bindik spersad sejak Agustus 2020. Sejumlah medan penugasan sudah dilakoni Letkol Inf Rio Neswan sejak lulus dari Akademi Militer 2000. Mulai jadi Danton, Komandan Satgas Pamtas dan jadi Dandim. Baca juga SOSOK Irjen Pol Rudy Sufahriadi, Kapolda Sulteng yang Janji Selidiki Warga yang Tertembak Saat Demo Baca juga SOSOK Laksamana TNI Yudo Margono, KSAL yang Akan Beli Rudal Naval Strike Missile & Fast Missile Boat Berikut ini Profil dan Biodata Letkol Inf Rio Neswan - Lahir di Tanjung Karang, Bandar Lampung11 Agustus 1978. - Istri Maulani - Anak Riyadh Maulana Neswan Jenjang Karier dan Pendidikan * Lulusan SMA Taruna Nusantara Angkatan 5 * Lulus Akademi Militer 2000 * Batalyon Infanteri 731 Kaberasi, Maluku Utara 2000-2008 mulai Komandan Peleton Danton, Komandan Kompi Danki dan perwira seksi. * Kodim 1504/Kota Ambon sebagai perwira seksi operasi 2008-2009 * Dari Ambon, ia mengikuti pendidikan lanjutan perwira di Kota Bandung.
. 54 141 105 215 328 15 202 304

akmil 2003 yang sudah letkol